|
BANDUNG, (PR).- Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat berencana menerapkan Polution Control Manager (PCM) untuk menekan pencemaran udara dan air oleh industri. Dengan sistem itu diharapkan limbah yang dibuang industri tidak lagi mencemari lingkungan. Demikian diungkapkan Kepala BPLHD Jawa Barat, Ade Suhanda Adnawidjaja, saat ditanya "PR", Senin (14/2), mengenai upaya penyelamatan Sungai Citarum dari limbah industri. "Kita akan bekerja sama dengan pihak luar negeri untuk penerapan sistem PCM ini. Mudah-mudahan bisa direalisasikan dalam waktu dekat," katanya. Menurut Ade, di negara maju seperti Jepang, sistem PCM sudah digunakan sejak dulu dan ternyata hasilnya cukup bagus. Limbah cair dan gas tidak mencemari lingkungan dan warna airnya pun tidak keruh, tapi jernih layaknya air bersih. "Di Jepang juga prosesnya cukup lama hingga memakan waktu puluhan tahun. Dari pengalaman Jepang itulah kita akan mencoba menerapkannya di Jawa Barat, khususnya di Bandung," kata Ade. Ade menjelaskan, PCM akan dijalankan oleh orang-orang yang sebelumnya telah mendapat pelatihan. Setiap saat limbah tersebut akan diukur dan dikontrol oleh beberapa pihak, termasuk BPLHD. Daur ulang Selain sistem PCM, BPLHD juga akan merancang sistem daur ulang sampah organik untuk dijadikan pupuk organik. Menurut Ade, daur ulang sampah mengandung beberapa keuntungan. Selain lingkungan terjaga, secara ekonomis menguntungkan karena pupuk organik itu bisa dijual langsung ke petani atau ke produsen pupuk. Mengenai teknologi, sebetulnya hasil produksi putra-putri Indonesia tidak kalah canggih, cuma masih kalah pamor dengan produksi luar negeri. "Kita mempunyai cukup banyak mesin daur ulang sampah dan harganya terjangkau namun belum termanfaatkan," katanya. Ade mengakui, untuk mewujudkan rancangan itu tidak mudah karena perlu didukung budaya membuang sampah dan penggunaan pupuk organik. Namun Ade akan melaksanakan rancangan itu dengan mengikutsertakan kalangan LSM dan akademisi. (A-113) Post Date : 15 Februari 2005 |