|
BEKASI, (PR).-Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Selasa (1/7) kemarin, meresmikan projek pengolahan sampah "Bekasi Landfill Gas Recovery" di tempat pembuangan akhir (TPA) Sumur Batu, Kota Bekasi. Selain menjadi sumber pendapatan baru bagi Pemkot Bekasi, projek senilai 600.000 euro (sekitar Rp 8,7 miliar) itu juga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada lingkungan global. Pasalnya, projek itu memungkinkan adanya pembakaran gas metana yang dihasilkan oleh tumpukan sampah. Dalam acara itu, Rachmat Witoelar mengatakan masih banyak TPA yang belum dikelola dengan baik. "Semua sebenarnya bergantung pada inisiatif masing-masing pemda. Pertemuan UNFCCC di Bali Desember lalu seharusnya menjadi momentum untuk bangkit mengelola sampah," ujarnya. Ia menambahkan bahwa target secara nasional pengelolaan sampah ini akan menghasilkan sekitar 1 miliar dolar AS. Lebih lanjut disebutkan Rachmat, dari sekitar 51 usulan projek yang masuk ke KLH, baru 16 projek yang diakui dan terdaftar oleh PBB. Berdasarkan data yang ada, Kota Bekasi dengan jumlah penduduk mencapai 2 juta jiwa berpotensi menghasilkan 6.000 m3 sampah per harinya. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 2.500 m3 sampah per hari yang bisa terangkut dan dikumpulkan di TPA tersebut. (A-155) Post Date : 02 Juli 2008 |