Mendesak, Penanganan DAS Banjir Kanal Timur

Sumber:Kompas - 11 Juni 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SEMARANG, KOMPAS - Penanganan daerah aliran Sungai Banjir Kanal Timur perlu segera dilakukan dengan pendekatan ekosistem. Hal ini penting mengingat banjir yang melanda Kota Semarang akibat meluapnya sungai tersebut juga disebabkan oleh kerusakan lingkungan.

Pakar lingkungan dari Universitas Diponegoro Sudharto Prawoto Hadi, Rabu (10/6), di Kota Semarang, mengatakan, meluapnya Sungai Banjir Kanal Timur disebabkan minimnya daerah resapan air di kawasan hulu yang menyebabkan tingginya tingkat air yang terbuang (run off) akibat tidak terserap tanah.

Berkurangnya daerah resapan tersebut disebabkan alih fungsi lahan yang tidak terkendali. "Apalagi, jika curah hujan di daerah Ungaran, Kabupaten Semarang, tinggi, maka kawasan Semarang yang akan terkena dampaknya," ujarnya.

Secara terpisah, pakar Hidrologi Fakultas Teknik Undip Robert J Kodoatie mengatakan, dalam satu tahun terakhir ada percepatan alih fungsi lahan di Ungaran bagian timur. Alih fungsi lahan tersebut antara lain berupa perubahan lahan hijau menjadi permukiman dan sarana transportasi seperti jalan tol. "Akibatnya, banyak kawasan yang tidak memiliki celah air tanah sehingga tidak mampu menyerap air permukaan," kata Robert.

Selain karena perubahan tata guna lahan di daerah hulu, kata Sudharto, tingginya tingkat sedimentasi Sungai Banjir Kanal Timur akibat sampah dan material yang terendap juga memperparah banjir. "Sedimentasi membuat daya tampung sungai berkurang sehingga air mudah meluap. Seharusnya pengerukan sungai tersebut dilakukan secara teratur," kata Sudharto.

Untuk menghindari banjir akibat luapan Sungai Banjir Kanal timur, kata Sudharto, seharusnya terdapat penanganan terhadap daerah aliran sungai secara komprehensif dengan pendekatan ekosistem yang melibatkan Pemerintah Kabupaten Semarang, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak.

Banjir yang menggenangi Kota Semarang pada Selasa (9/6) akibat luapan Sungai Banjir Kanal Timur akhirnya surut pada Rabu. Namun, warga masih bersiap diri menghadapi adanya kemungkinan terjadinya banjir lagi.

"Barang-barang saya pindahkan agar tidak lagi terkena banjir. Takutnya, air Sungai Banjir Kanal Timur mbludhak lagi," ujar Supi (58), warga Kelurahan Sawah Besar, Gayamsari. (ilo/who)



Post Date : 11 Juni 2009