|
PENATAAN bantaran kali tentu sangat diperlukan, lebih-lebih guna mengembalikan badan kali sehingga kapasitas daya tampung airnya meningkat. Contohnya seperti Sungai Ciliwung, salah satu sungai terbesar yang melintas di Jakarta tetapi terus menyusut lebarnya. Namun, mungkin karena tidak mudah memindahkan warga yang bermukim di daerah pinggiran sungai tersebut, akhirnya diputuskan untuk lebih dulu menata bantaran saluran Banjir Kanal Barat (ruas sungai setelah pintu air Manggarai) yang sudah dibuat Belanda pada tahun 1914. KALAU sekarang ini Anda melintas di Jalan Sultan Agung terus ke Jalan Galunggung, KH Margono Djojohadikoesoemo sampai perempatan Karet, di sisi kanan akan terlihat bantaran saluran Banjir Kanal Barat (BKB) yang sudah tertata. Pilar-pilar beton sudah terpasang untuk menurap tanggul supaya tidak mudah jebol. Endapan lumpur sudah banyak dikeruk. Menurut Pimpinan Proyek Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai, Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (PIPWSCC), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA), Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Depkimpraswil), Bambang Sutjipto, penurapan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas BKB. Sebab bukan hanya lebarnya yang semakin jelas, tetapi kedalamannya pun akan dibuat sama, rata-rata sedalam 3,5 meter. "Memang, itu masih tergantung kesiapan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Karena mereka yang akan memanfaatkan BKB bila sudah tertata. Seperti menyiapkan angkutan air agar dapat mendorong sektor pariwisata air di dalam kota," kata Bambang. Selain itu, tambah Bambang, penurapan juga akan lebih mempercantik daerah aliran sungai bersangkutan. Contoh yang paling mudah yakni seperti yang sudah dikerjakan Proyek Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai, PIPWSCC, Dirjen SDA, Depkimpraswil, di badan saluran BKB yang terletak di tepi Jalan Galunggung. Sebab, selain penurapan serta penataan tepi kali, tambah Bambang, juga dibuat jogging track beserta taman. Sebelum dilaksanakan proyek tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lebih dulu melakukan penertiban atas gubuk-gubuk liar yang biasa digunakan untuk tempat prostitusi di sepanjang bantaran saluran BKB, khususnya di sepanjang rel kereta di pinggir Jalan Kendal terus hingga menjelang perempatan Jalan Teuku Cik Di Tiro- Jalan Latuharhari. Menurut Bambang, penataan yang sudah baik itu tetap saja perlu diawasi ketat oleh Pemprov DKI Jakarta. Sebab kalau tidak, lahan yang sudah dihiasi dengan taman dan jogging track itu bisa saja akan diokupasi orang-orang yang hanya memikirkan kepentingan sesaat.PROYEK penurapan dan normalisasi BKB, kata Bambang, jelas akan mengubah kondisi dan penampilan daerah aliran sungai. Namun, keterbatasan dana membuat penataan kawasan sepanjang 17 kilometer itu tidak mungkin dikerjakan sekaligus. "Sebab menurut perhitungan, penataan kedua sisi Banjir Kanal Barat akan menelan dana sekitar Rp 450 miliar," jelas Bambang. Padahal, dalam tahun anggaran 2004, dana yang disalurkan melalui Proyek Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai, PIPWSCC, Dirjen SDA, Depkimpraswil, ungkap Bambang, hanya Rp 1,78 miliar. Dengan dana sebesar itu hanya dapat dilakukan penurapan sepanjang 440 meter saja. Yakni sepanjang 250 meter di kawasan Pantai Indah Kapuk (Jakarta Utara) serta 190 meter di kawasan Karet (Jakarta Pusat). Kekurangan dana itu juga yang menyebabkan penataan bantaran saluran BKB di kawasan Kali Jodoh, Jakarta Barat, terkesan berlarut-larut. Padahal, sejak tahun 2003 kawasan tersebut sudah dibebaskan oleh Pemprov DKI Jakarta.Karena dibiarkan begitu saja, sekarang ini di kawasan Kali Jodoh yang pernah digusur Pemprov DKI Jakarta itu kembali berkembang menjadi permukiman liar. Untuk itu, menurut Bambang, penurapan di kawasan itu akan dilakukan tahun ini juga. Dananya berasal dari pos lain, yakni dari Proyek saluran Banjir Kanal Timur yang masih merupakan bagian PIPWSCC. Untuk mempercantik bantaran kali di Jakarta jelas membutuhkan dana yang besar. Semoga tidak hanya keindahan yang didapat, tetapi juga memberikan keuntungan ekonomis. (KORANO NICOLASH LMS) Post Date : 24 September 2004 |