Memetik Hidrogen dari Sampah

Sumber:Majalah Gatra - 25 September 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Eniya Listiyani Dewi, pemenang kedua Ristek Medco Energi Award 2008, peneliti pada Pusat Teknologi Material BPPT, mengulas pengembangan bahan bakar hidrogen untuk menghasilkan listrik. Eniya menjelaskan, dia meneliti hal itu sejak masih sekolah hingga pulang ke Indonesia, empat tahun silam. Dia pun mulai membuat komponen-komponen untuk generator penghasil listrik dengan bahan bakar hidrogen dan oksigen dari udara. Maka ,lahirlah apa yang disebut sel bahan bakar.

Bahan bakar yang digunakan, hidrogen dan oksigen, diambil langsung dari udara. Hasilnya, listrik arus searah dan air dengan jumlah sedikit. Suhu operasionalnya, 80 hingga 120 derajat celsius. "Yang saya kembangkan itu namanya elektrolit biosel. Ini sekarang sudah banyak dipakai di luar negeri. Produk-produknya juga sudah banyak,'' katanya. Misalnya aplikasi sebagai generator pembangkit listrik di perumahan dan perusahaan mobil yang menciptakan mobil berbahan bakar hidrogen.

Eniya mengusulkan untuk Ristek Medco Energi Award dengan memetik hidrogen dari limbah biodiesel pada bak sampah. Hidrogen itu dihasilkan bakteri pengurai limbah. ''Jadi, harganya sangat murah,'' ujarnya. Terobosan baru itu sekarang masih dalam bentuk prototipe. Hidrogen ''karya'' bakteri disambungkan ke generator, kemudian direaksikan dengan udara dan menghasilkan listrik.

Listrik yang dihasilkan lumayan besar, mencapai 500 watt. Tahun depan, ditargetkan bisa menghasilkan listrik satu kilowatt. Listrik itu makan hidrogen 2 liter per kilowatt-jam. Biaya untuk menghasilkan daya 500 watt sekitar Rp 50 juta. Kalau diproduksi secara massal, bisa lebih murah. Rohmat Haryadi



Post Date : 25 September 2008