SEMARANG, KOMPAS - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mencanangkan dimulainya pembangunan megaproyek sistem penanganan banjir senilai Rp 1,7 triliun di Goa Kreo, Kota Semarang, Kamis (15/10). Megaproyek yang akan selesai pada tahun 2013 ini ditargetkan dapat mengatasi banjir dan rob di tujuh kecamatan yang berada di Semarang bagian tengah.
Megaproyek penanganan banjir tersebut terdiri atas pembangunan Waduk Jatibarang, normalisasi Kali Garang dan Sungai Banjir Kanal Barat, serta peningkatan sistem drainase di Kali Semarang, Kali Asin, dan Kali Baru.
"Pembangunan ini membutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk menjaga fungsi dan prasarananya secara berkelanjutan," ujar Djoko Kirmanto dalam sambutannya. Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jateng Bibit Waluyo dan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juwana Hartanto mengatakan, pekerjaan fisik megaproyek ini akan dimulai pertengahan November setelah ada persetujuan nilai kontrak dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang mendanai mega proyek tersebut, dan sosialisasi rencana konstruksi bagi warga yang terdampak pembangunannya.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral Kota Semarang Fauzi mengakui, megaproyek tersebut akan mengendalikan banjir dan rob di Semarang bagian tengah yang meliputi tujuh kecamatan, yaitu Gunungpati, Mijen, Semarang Barat, Semarang Selatan, Semarang Tengah, Semarang Timur, dan Semarang Utara.
Selain mengendalikan banjir, Waduk Jatibarang juga akan berfungsi menyediakan air bersih di daerah Semarang bagian barat dengan volume 1.000 liter per detik. "Dengan adanya penyediaan air bersih, penggunaan air bawah tanah dapat dibatasi," kata Djoko.
Bibit Waluyo berharap megaproyek ini tidak hanya dapat mengatasi permasalahan banjir dan rob, tetapi juga dapat menggerakkan roda perekonomian di Kota Semarang.
Pembebasan lahan
Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kota Semarang Harini Krisniati mengatakan, pembebasan lahan untuk proyek Waduk Jatibarang telah mencapai 142,95 hektar atau sekitar 70 persen. "Rencananya, Jumat ini akan ada sosialisasi lagi untuk pembebasan lahan seluas 8 hektar di Kelurahan Mangunsari, Gunung Pati, yang akan digunakan sebagai landasan bendungan," ujar Harini yang juga Sekretaris Daerah Kota Semarang.
Meskipun pembebasan lahan belum semuanya selesai, Hartanto memastikan hal tersebut tidak akan menjadi kendala. Sisa lahan yang belum dibebaskan hanya akan digunakan sebagai areal genangan yang tidak memerlukan proyek pembangunan fisik.
Kamis kemarin, Menteri PU juga mencanangkan pembangunan kolam retensi di Semarang Utara yang merupakan bagian dari megaproyek tersebut. Proyek ini berada di lahan seluas 9,23 hektar yang semula dikelola PT Tamah Mas Bharuna selaku pengelola lahan. (ILO)
Post Date : 16 Oktober 2009
|