|
JAKARTA (Media): Kompleks pusat perbelanjaan Mega Hypermall, Jl Ahmad Yani, Bekasi, hingga kemarin masih tergenang air. Akibatnya, pihak pemilik toko terpaksa meliburkan karyawannya. Mega Hypermall atau dikenal sebagai Giant itu terdapat puluhan tempat usaha, seperti Borobudur Dept Store, sentra-sentra telepon seluler, Pizza Hut, KFC, dan Rimo. Di empat pintu masuk gedung terpasang papan pemberitahuan bahwa pusat perbelanjaan itu tutup sementara. Dari pemantauan Media, di tempat parkir di lantai paling bawah pusat perbelanjaan itu, air setinggi dua meter masih menggenang. Belasan pompa air berukuran besar difungsikan untuk menyedot air yang dioperasikan puluhan petugas kebersihan. Akibat genangan air itu, sekitar 600 pedagang menuntut ganti rugi ke pengelola Mega Hypermall Bekasi itu. Para pedagang yang umumnya menyewa kios di lantai dasar itu meminta pengelola bertanggung jawab atas musibah genangan air di pusat belanja itu. Tuntutan ganti rugi itu mereka sampaikan dalam suatu pertemuan dengan pengelola pusat perbelanjaan itu kemarin. Menurut Rizal, koordinator pedagang, kerugian setiap pedagang yang umumnya menjual telepon genggam itu rata-rata mencapai Rp400 juta. "Saat ini, kerugian masih kita hitung-hitung. Kemungkinan satu kios bisa mencapai Rp200 juta sampai Rp400 juta," tutur Rizal. Rizal pun meminta pengelola hipermal menanggapi dengan serius tuntutan pedagang. Kalaupun pengelola berjanji memindahkan pedagang ke lantai satu, ganti rugi dalam bentuk uang harus diberikan dulu. "Bagaimana mau dagang lagi di lantai satu kalau ganti ruginya belum kembali," kata dia. Selain itu, dampak banjir yang menimpa sebagian besar Kota Bekasi sejak akhir pekan lalu, beberapa sekolah meliburkan siswanya karena ruangan belum dibersihkan dari lumpur. Sekolah-sekolah yang diliburkan itu antara lain SD Jaka Setia II, SD Pekayon Jaya V, dan SD Pekayon Jaya IX yang ketiganya terletak di Kelurahan Pekayon. Kembali ke rumah Sementara itu, ratusan korban banjir di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, sudah kembali ke rumah masing-masing dan mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur. Sebagian korban banjir masih bertahan di tempat penampungan seperti di Gereja Santa Maria dan penampungan di depan Rumah Sakit Hermina. ''Warga masih bertahan di tempat penampungan karena rumah yang semula terendam banjir sekalipun sudah surut masih lembap dan berlumpur. Tadi pagi memang sudah dibersihkan, tapi belum kering. Mudah-mudahan sore nanti, warga sudah bisa menempati rumahnya masing-masing,'' kata Ali, 40, Ketua RT 014/03, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, kepada Media, kemarin, di tempat penampungan Gereja Santa Maria, di Jl Jatinegara Barat. Menurut Ali, ratusan warga di RW 02 dan RW 03 yang rumahnya terendam banjir pada Minggu (6/3), mulai surut. ''Memang masih ada sejumlah rumah warga yang masih terendam tapi letaknya di pinggir Kali Ciliwung, sedangkan rumah warga yang posisinya di tengah atau jauh dari kali sudah surut. Warga juga banyak yang sudah yang menempati rumahnya,'' jelasnya. Sejumlah toko di Jl Jatinegara yang semula halamannya ditempati para pengungsi dan terendam banjir, sudah mulai membuka kembali tokonya. Arus lalu lintas Jl Jatinegara Barat dari arah Kampung Melayu menuju Salemba-Senen juga sudah normal kembali. Padahal, sebelumnya jalan tersebut sempat terendam banjir pada Minggu (6/3) akibat meluapnya Sungai Ciliwung. (Sur/KG/J-2) Post Date : 08 Maret 2005 |