MCK Masih Pakai Air Sungai

Sumber:Koran Sindo - 06 November 2010
Kategori:Sanitasi

Masyarakat Jalan Tuba III,Medan Denai,cukup bersabar dengan sikap Pemko Medan.Mereka masih rela menggunakan air sungai untuk keperluan mandi, cuci,dan kakus (MCK).

DI tengah geliat pembangunan Medan yang luar biasa,kondisi kehidupan masyarakatnya masih ada yang tak biasa.Banyak warga yang tinggal di pinggiran sungai terpaksa pasrah dengan kondisi sanitasi yang buruk.

Ya, sanitasi merupakan segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Definisi lain menyebutkan sanitasi merupakan perilaku pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lain dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi, dan agenagen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri atas tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat,air bahan buangan domestik,seperti air cucian,air seni, dan bahan buangan mandi.

Kondisi sanitasi yang cukup memprihatinkan bisa disaksikan di Jalan Tuba III,Kelurahan Tegal Sari Mandala II,Medan Denai.Warga di sepanjang jalan ini,terutama yang bersebelahan langsung dengan Sungai Denai harus memanfaatkan air sungai sebagai sarana MCK.Menurut salah seorang warga, menurut Edi Nasution,akses air bersih PDAM memang tidak sampai ke situ. “Tidak ada air bersih sampai ke sini,”tuturnya. Dia menambahkan, warga di Jalan Tuba III ini masih harus memanfaatkan air sungai untuk MCK. Berdasarkan pantauan SINDO kemarin, sejumlah warga terlihat mencuci pakaian dengan air sungai yang keruh.Di air sungai di sekitar mereka pun terlihat sampah-sampah tersangkut. Untuk mencapai air sungai,terlihat bangunan anak tangga yang sepertinya sengaja dibuat warga.

”Jadi sudah cukup lama di sini pakai air sungai untuk MCK. Sekarang WC umum sedang dibangun di sini,”ungkapnya. Warga lainnya,AR Piliang, menambahkan, WC umum itu merupakan bantuan dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim). WC umum yang dibangun tersebut untuk masyarakat sekitar yang tinggal di Jalan Tuba III dan di pinggiran aliran sungai. ”Untuk akses air bersihnya diperoleh dari sumur bor.Namun,saat ini belum berfungsi, masih proses pengerjaan,” paparnya. Piliang berharap Pemko Medan bisa memperbanyak WC umum dan sumur bor sebagai pengganti air PDAM untuk warganya. Sebab, jika kondisi ini dibiarkan, akan tidak baik bagi kesehatan warga.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Medan Ikrimah Hamidy yang sudah melihat langsung ke Jalan Tuba III mengaku miris. Dia mengakui persoalan kehidupan warga di sepanjang sungai merupakan sanitasi yang tidak baik. ”Ini harus menjadi perhatian pemerintah. Ke depan, kami tidak ingin ada warga Medan yang masih pakai air sungai untuk MCK,” ungkapnya. Sebenarnya,menurut Ikrimah, perbaikan sanitasi warga Medan ini bisa dilakukan dengan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang merupakan program nasional yang bersifat lintas sektoral.

”Jadi selain membangun sarananya, pendekatan melalui pemberdayaan masyarakat harus dilakukan,” tandasnya. Harapannya, setiap masyarakat punya akses terhadap sarana sanitasi dasar untuk mewujudkan bebas dari buang air di sembarang tempat. Kemudian, setiap warga menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah. (fakhrur rozi)



Post Date : 06 November 2010