|
MAUMERE - Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Pepatah itu cocok untuk kondisi yang dialami warga Kabupaten Sikka, NTT, saat ini. Belum lagi ancaman kelaparan akibat rawan pangan diatasi, puluhan hektare lahan sawah rusak diterjang banjir akibat luapan Sungai Kaliwajo di Kecamatan Mego (sekitar 35 kilometer arah barat Kota Maumere). Luapan Sungai Kaliwajo disebabkan hujan lebat yang terjadi sekitar 24 jam (sejak Jumat sore hingga Sabtu sore). Luapan Sungai Kaliwajo itu langsung menerjang hamparan sawah di sepanjang saluran sungai sekitar lima kilometer. Akibat terjangan dan rendaman air sungai tersebut, puluhan hektare sawah rusak. Padahal, wilayah itu merupakan sentra produksi beras untuk Kabupaten Sikka. Selain merusak sawah, luapan Sungai Kaliwajo juga menewaskan ternak piaran di sepanjang saluran sungai tersebut. Satu rumah warga juga hanyut terbawa air. Korban jiwa untuk sementara tidak ada. Bupati Sikka Drs Alex Longginus yang dikonfirmasi kemarin membenarkan terjadinya luapan Sungai Kaliwajo tersebut. Alex yang turun langsung ke lokasi Sabtu lalu mengatakan, luapan itu mengakibatkan rusaknya lahan sawah di sepanjang Sungai Kaliwajo. "Belum ada laporan resmi mengenai luas sawah yang rusak, namun diperkirakan puluhan hektare karena seluruh lahan di sepanjang sungai diterjang banjir," katanya. Selain rusaknya lahan, jelas Alex, banjir tersebut juga mengakibatkan matinya ternak piaraan, seperti kerbau, sapi, dan kambing. "Jumlahnya masih dalam pendataan," jelasnya. Alex mengatakan, dia sudah meminta aparat pemerintah untuk mengantisipasi banjir susulan. Warga yang bermukim di sekitar hamparan sungai juga diminta waspada. Selain itu, pemerintah sedang mendata kerusakan dan kerugian akibat bencana banjir tersebut. Pendataan dilakukan untuk seluruh wilayah Kabupaten Sikka karena hujan lebat dan angin kencang terjadi merata di seluruh wilayah Kabupaten Sikka. Hujan lebat dan angin kencang di Kabupaten Sikka terjadi sejak Jumat sore hingga Sabtu sore. Hujan dan angin kencang tersebut mengakibatkan aktivitas warga terhambat. Tanaman pertanian dan perdagangan rusak. Namun, hingga saat ini, belum ada laporan resmi dari Pemkab Sikka. Hujan lebat dan angin kencang sebelumnya terjadi pada Oktober 2005. Tanaman dan rumah warga rusak serta ternak piaraan mati. Dampaknya, hingga sekarang, ratusan ribu warga Sikka kelaparan. (ito/jpnn) Post Date : 19 Juni 2006 |