|
MASYARAKAT Karangasem yang rutin mengalami krisis air bersih pada musim kemarau mulai menagih janji Bupati/Wabup I Wayan Geredeg-Drs. I Gusti Lanang Rai. Mereka berharap janji pejabat itu saat kampanye membentuk pokja penanggulangan bencana, guna memenuhi kekurangan air bersih segera direalisasikan. Anggota DPRD Karangasem asal Seraya Timur I Made Geriya, S.H. menyampaikan Senin (1/8) kemarin di Amlapura, warganya sejak sekitar sebulan lalu sudah kesulitan mendapatkan air bersih. Musim kemarau cukup panjang, sementara air hujan yang sebelumnya ditampung di dalam cubang milik penduduk sudah habis. ''Warga kami tak banyak memerlukan beras karena telah memiliki jagung. Mereka sangat membutuhkan air bersih. Tanpa tambahan jaringan jalan baru atau listrik mereka masih bisa hidup, tetapi tanpa air bersih mereka tak bisa berbuat apa-apa,'' katanya. Sebelumnya, kata Geriya, ratusan warga Seraya juga sempat berdemo membawa spanduk ke DPRD Karangasem. Selain dengan tujuan terkait perbekel di Seraya Timur, bunyi spanduk mereka juga minta dipenuhi kebutuhan air bersih. Geriya menyampaikan selama ini ada proyek pipanisasi air bersih dari sumbernya di Ujung menelan dana Rp 2,3 M. Namun, sampai kini proyek itu belum pernah mampu mengalirkan air bersih ke Seraya. ''Saat ini, warga Seraya Timur dan sekitarnya terpaksa mencari air ke sumur di tepi pantai. Namun, selain dengan menjunjung seember berjalan sampai beberapa kilometer, air itu juga tak layak dikonsumsi karena asin,'' ujar Geriya. Sementara itu, Perbekel Desa Ban, Kubu, I Ketut Karta, saat rapat pendataan banjar atau warga desa yang rawan air bersih di aula kantor Bupati Karangasem menyampaikan kalau sebagian besar warganya krisis air bersih. Terlebih, warga Banjar Tembukung. Kini warganya sudah membeli air per jeriken Rp 3.000. Air itu pun terpaksa dibeli dengan menapaki jalan perbukitan yang amat jauh. Soalnya, kampung mereka belum ada akses jalan yang bisa dilewati mobil tangki air. ''Kalau tak membeli air bersih yang mahal serta mengangkutnya sangat jauh, bisa mati karena tak bisa memasak dan minum,'' ujar Karta. Karta berharap sumbangan air bersih segera direalisasikan Pemkab Karangasem. Soalnya, warganya sudah kesulitan air bersih. Berdasarkan pantauan BP, warga di desa-desa pegunugan Kecamatan Kubu, Abang, Karangasem (Seraya Barat, Tengah dan Timur), Selat dan Rendang bagian atas, rawan krisis air bersih. Sementara, saat masimakrama atau kampanye pilkada lalu, pasangan Geredeg-Lanang Rai berjanji memprioritaskan memenuhi kebutuhan air bersih bagi warganya. Bahkan, begitu dinyatakan memenangkan pilkada Geredeg terkesan tak sabar dilantik menjadi bupati. Dia mengatakan pekerjaan di depan matanya sudah menanti, karena Agustus sudah mulai musim kemarau dan banyak warga bakal mulai kekurangan air bersih. Keduanya berjanji bakal membentuk pokja penanggulangan bencana alam kemarau, dengan memberikan bantuan air bersih sampai terdekat dengan lokasi pemukiman penduduk yang memerlukan. Di pihak lain, Asisten II Sekda Karangasem Ir. IG Adnya Mulyadi menyampaikan rapat koordinasi melibatkan camat dan perbekel itu dalam rangka mendata warga yang kesulitan air bersih. Diharapkan, nantinya bantuan air bersih itu lebih cepat terwujud. Sementara itu, anggota Fraksi Partai Golkar di DPRD Karangasem IGP Artawa, S.E. berjanji bakal memperjuangkan perlunya pemberian bantuan air bersih bagi warga yang mulai mengalami krisis air bersih itu. Diharapkan, anggaran untuk itu bisa disusun pada RAPBD Perubahan yang diperkirakan mulai dibahas Oktober mendatang. (bud) Post Date : 02 Agustus 2005 |