|
SOMAGEDE- Saat ini warga Desa Kemawi, Kecamatan Somagede, tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus. Hanya dengan membuka keran langsung bisa menikmatinya. Padahal sebelumnya harus mengambil air ke sumbernya di kawasan hutan milik Perhutani. ''Kami harus jalan kaki dan berebut air mulai pukul 02.00 dini hari,'' tutur Tugimin, guru SD yang kini dipercaya sebagai ketua Kelompok Pengguna Air (KPA) Desa Kemawi. Sarana pengadaan air bersih itu dibantu Rotary Club Purwokerto bekerja sama RC Kebayoran. Meliputi pembangunan bak penampung air, pemasasangan pipa sepanjang dua kilometer serta bak di sumber air di kawasan hutan Perhutani Banyumas Timur. ''Kami harus meminta izin ke Perhutani. Air itu sudah layak minum, karena sudah diuji laboratorium,'' kata President RC Purwokerto, Bambang Soeripto. Tugimin menuturkan, pembangunan sarana air bersih tersebut sangat didukung warga dengan dana swadaya. Setiap rumah yang ingin menikmati air bersih wajib menyediakan pipa distribusi rumah, stop keran, dan meter pengukur senilai Rp 250.000. ''Mereka juga wajib memelihara jaringan pipa distribusi ke rumah dengan membayar iuran pemakaian.'' Dia mengungkapkan, meski jumlah anggota tercatat 200 orang, yang bergotong royong menyediakan paket sarana hanya 116 orang. Selebihnya masih dalam proses pemasangan dan sebagian lagi belum mendapatkan jatah, karena persediaan air tidak mampu menjangkau ke lokasi yang jauh dari bak penampungan induk. Kades Kemawi Kuat Santosa mengakui, sebelumnya pernah mendapat bantuan sarana air bersih dari Pemkab Banyumas. Namun debitnya kecil dan kalau kemarau langsung kering. (P52-42s) Post Date : 13 Desember 2005 |