|
BANDUNG -- Persoalan sampah merupakan tantangan besar di Jawa Barat. Pasalnya, hanya di Jabar sampah bisa membunuh orang. Untuk itu, persoalan sampah yang selama ini terkesan negatif harus bisa diubah menjadi hal positif. ''Di dunia ini tidak ada orang mati tertimbun sampah, kecuali di Jawa Barat,'' ujar Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di acara Silaturahmi Ba'da Idul Fitri Keluarga Besar Paguyuban Pasundan, Pasundan Isteri, Daya Mahasiswa Sunda, Angkatan Muda Siliwangi, Rukun Wargi Tatar Sunda Bersama Jusuf Kalla, Ahad (12/11). Kalla mengatakan, dahulu sampah menjadi sumber penyakit. Namun kini di luar negeri sampah bisa diubah menjadi tenaga listrik. Hal tersebut menjadi tantangan buat Jabar untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna. Dikatakan Kalla, Jabar mempunyai sumber daya manusia yang handal. Ia mengungkapkan, selama ini ITB selalu melahirkan SDM yang tangguh, seperti mantan Presiden RI, Ir Soekarno. Selain itu, sekitar delapan menteri di kabinetnya merupakan lulusan ITB. Ini membuktikan, Jabar khususnya Kota Bandung, mempunyai kemampuan memabngun yang tinggi. Saat ini, lanjut Kalla, tinggal menunggu bagaimana memajukan sistem yang ada. ''Bukan ilmu pengetahuannya yang salah, tinggal bagaimana kepala daerah mengimplementasikan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah,'' ujarnya diikuti tepuk tangan peserta silaturahmi. Sementara itu, Wali Kota Bandung, Dada Rosada, mengatakan, persoalan sampah terus ditangani, salah satunya dengan mengubah sampah menjadi tenaga listrik. Ia menambahkan, proses pembangunan pembangkit listrik tenaga (PLT) sampah akan segera dimulai. ''Maret 2007 akan diadakan peletakan batu pertama proyek pengubahan sampah menjadi energi listrik,'' kata Dada menandaskan. Sebenarnya, kata dia, pemerintah ingin mengadakan peletakan batu pertama pada Januari 2007. Namun feasibility study (FS) yang sedang dikerjakan ITB baru selesai pada pertengahan 2007. Lokasi TPA tersebut, kata dia, berada di Gedebage Bandung. Dihubungi terpisah, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Bandung, Muchsin Al Fikrie, mengatakan, persoalan sampah harus segera diselesaikan. Ia menambahkan, penyelesaian sampah bukan hanya bertumpu pada TPA pembangkit listrik tenaga sampah. Namun harus juga diupayakan mengubah kebiasaan masyarakat. Berdasarkan pantauan Republika, di sejumlah TPS seperti TPS Tamansari dan Pasteur bebas dari sampah. Namun di pinggiran jalan seperti Cibiru masih ditemukan tumpukan sampah. Kendaraan operasional sampah Menumpuknya sampah di Kota Bandung dinilai wajar oleh Sekda Kota Bandung, Edi Siswadi. Pasalnya, sampah tersebut hanya menumpuk di TPS dan tidak sampai ke jalan. Menumpuknya sampah itu, terjadi karena Kota Bandung kekurangan kendaraan operasional pengangkut sampah. Menurut Edi, hampir 50 persen kendaraan pengangkut sampah di Kota Bandung rusak. Karena itu, pada 2007 Pemkot Bandung akan menganggarkan pengadaan kendaraan operasional sampah sebanyak 40 unit. ''Sekarang sampah yang menumpuk tidak sebanyak beberapa waktu lalu saat kejadian longsor TPA Leuwigajah. Saya kira belum kondisi yang darurat dan bisa dikendalikan,'' ujar Edi, Ahad (12/11). Pihaknya, sambung Edi, yakin sampah yang sekarang menumpuk bisa diatasi. Karena yang penting, Pemkot Bandung sekarang masih bisa secara rutin membuang sampah ke TPA. Pembuangan sampah di TPS itu yang penting dioptimalisasikan. Targetnya, kata dia, pekan ini semua sampah sudah beres dan bersih. Kendaraan operasional sampah, lanjut Edi, hanya 50 persen yang bisa dioperasikan karena banyak yang rusak. Idealnya, Kota Bandung membutuhkan 40 unit kendaraan operasional sampah. Saat ini, Pemkot Bandung sedang menyusun anggaran dan kebutuhan kendaraan operasional 2007. Ia berharap, pemerintah pusat dan provinsi turun tangan memberikan bantuan. ''Saya belum tahu pasti angka yang diajukan, tapi akan dianggarkan. Kami pun sudah mengajukan permohonan bantuan kendaraan operasional pengangkut sampah ke pusat dan provinsi,'' ujar Edi.(ren/kie ) Post Date : 13 November 2006 |