|
Bandung, Kompas - Tempat Pembuangan Akhir Jelekong, Baleendah, tidak dapat diperpanjang lagi masa pemakaiannya. Pasalnya, lahan yang tersedia sudah tidak mencukupi. Selain itu, warga setempat juga meminta agar pembuangan sampah ke TPA Jelekong segera diakhiri. Seminggu yang lalu kami rapat bersama dengan warga, termasuk juga dari Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Bandung, membahas TPA Jelekong. Dari pertemuan itu, warga meminta pemakaian TPA Jelekong berakhir November. Namun, kami minta hingga Desember, dan disepakati, ujar Sefrianus Yosep, Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung saat berkunjung ke DPRD Kota Bandung, Senin (5/12). Untuk itu, PD Kebersihan kini mencari lahan alternatif untuk TPA. Yosep menjelaskan, saat ini muncul beberapa alternatif lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai TPA, antara lain lahan di Citatah, Nagreg, Japati, dan Ciparay. Sementara itu, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Bandung Muchsin Al-Fikri mengemukakan, soal rencana Citatah dijadikan TPA sebenarnya tinggal iktikad baik dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Ia juga mengusulkan agar Pemerintah Kota Bandung segera mencari tempat baru untuk lahan TPA. Sepertinya, lanjut Muchsin, pemerintah kota harus mencari lagi lahan untuk TPA sebagaimana waktu menjelang Konferensi Asia-Afrika lalu. Menurut Muchsin, saat ini sudah ada 15 investor yang bersedia mengelola TPA di Kota Bandung. Hanya saja, dari 15 investor yang antara lain berasal dari Malaysia dan China itu, belum ada yang ditunjuk Pemerintah Kota Bandung. Masalah lain yang berkaitan dengan sampah adalah tidak memadainya lagi kendaraan pengangkut sampah. Kendala pengangkutan ini berdampak pada penumpukan sampah. Yosep menjelaskan, daya angkut PD Kebersihan hanya 2.700-3.000 meter kubik per hari. Sementara volume sampah yang dihasilkan warga Kota Bandung mencapai 7.000 meter kubik per hari. Di TPS Cikutra saja mencapai 30 truk atau 3.000 meter kubik per hari, ujarnya. (d07) Post Date : 06 Desember 2005 |