GUNUNGKIDUL – Mega proyek Bribin II yang telah menghabiskan anggaran lebih dari Rp60 miliar sampai saat ini masih mangkrak. Beberapa peralatan di turbin mikrohidro terjadi kerusakan sehingga tidak bisa mengangkat air secara maksimal ke permukaan.
Padahal, proyek pengangkatan air di Gua Sindon dengan kedalaman 105 meter ini sudah diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Krimanto. Namun sayang,warga belum bisa menikmati distribusi air dari gua yang terletak di Desa Dadap Ayu,Semanu ini. Perwakilan Universitas Karlsruhe Jerman Solichin mengatakan, sebenarnya Februari para ahli dari Jerman direncanakan kembali datang di Gua Sindon.
Mereka akan memperbaiki kerusakan turbin mikrohidro tersebut. Para ahli tersebut di antaranya Daniel Stovel, Biper Grove dan Warner Helm.“Namun sampai saat ini mereka belum bisa datang untuk memperbaiki,” terangnya. Pada 11 Maret mendatang para ahli ini direncanakan akan kembali turun ke gua untuk memperbaiki sebuah turbin yang rusak. ”Mudah mudahan tidak banjir, karena Februari lalu sungai bawah tanah yang dibendung banjir.
Misalnya para ahli itu datang, juga tidak bisa bekerja,”kata dia. Dijelaskannya, belum berfungsinya Bribin II ini karena enam unit turbin mikrohidro terendam banjir beberapa waktu lalu.Padahal turbin inilah yang berfungsi menggerakkan air dan mengangkatnya ke permukaan tanah setinggi 105 meter.
Kepala Sub Bagian Sarana dan Prasarana Bappeda Gunungkidul Sri Agus Wahyono memastikan, sampai dengan April mendatang, pihak Jerman masih akan campur tangan setiap ditemukan kerusakan sistem pengangkatan air di Bribin II. Setelah bulan tersebut, proyek ini akan ditinggalkan Jerman karena sudah memasuki waktu perjanjian. Namun demikian,pihaknya sudah mengirimkan empat ahli lokal untuk mempelajari Bribin II.”
Ahli kita belajar dengan ahli Jerman tentang perbaikan peralatan di Bribin II. Jika ada kerusakan, maka bisa ditangani, tidak harus menunggu Jerman” katanya. Masih mangkraknya mega proyek Bribin II ini juga membuat warga sekitar menjadi khawatir. “Terus terang kami dulu banyak berharap dari Sindon ini.Namun ternyata belum mengalir.Apa boleh buat jika memang kami masih harus jual kambing untuk beli air dan juga beli pakan ternak sapi kami,” tutur Bardi warga Dadap Ayu. suharjono
Post Date : 07 Maret 2011
|