Jakarta, Kompas - Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja meminta investor domestik segera mengambil peluang dari bisnis karbon melalui pembangunan hutan konservasi.
Perdagangan karbon bakal menjadi bisnis yang paling menarik di masa depan seiring semakin tingginya perhatian internasional terhadap ancaman perubahan iklim.
”Pemerintah sudah menyediakan regulasi untuk mendorong investasi hutan konservasi untuk perdagangan karbon, investor domestik harus memanfaatkan peluang ini,” ujar Sarwono di Jakarta, Selasa (22/12).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengelolaan Sinar Mas Grup Gandi Sulistiyanto mengatakan, perseroan saat ini tengah menunggu izin areal hutan tanaman industri seluas 16.000 hektar di Pelalawan, Riau.
Sinar Mas sendiri sudah memiliki 298.000 hektar hutan konservasi. Salah satunya cagar biosfer Giam Siak Kecil seluas 72.000 hektar di Riau.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi menilai pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kopenhagen kontradiktif dengan rencana tata ruang daerah. Presiden, lanjut Elfian, bersikap tidak akan membuka hutan lagi dalam rangka menurunkan emisi 26 persen tahun 2020.(ham)
Post Date : 23 Desember 2009
|