|
Manado, Kompas - Tujuh orang tewas dan sekitar 2.204 bangunan rumah milik warga serta bangunan kantor dan rumah ibadah rusak diterjang air dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Manado, Airmadidi, Tomohon, dan Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, Senin malam hingga Selasa (14/2) siang. Selain kerusakan bangunan, Jembatan Ranowangko di Kecamatan Tombariri, Minahasa Selatan, dilaporkan ambruk diterjang air sungai yang meluap. Jembatan sepanjang 30 meter dengan konstruksi balok komposit yang menghubungkan trans-Sulawesi di wilayah Minahasa Selatan itu ambruk pada Selasa dini hari. Wilayah Ranowangko dikabarkan mengalami kerusakan terparah dibandingkan dengan wilayah bencana lainnya di Sulawesi Utara (Sulut). Dilaporkan, 240 rumah rusak berat dan ringan serta 60 rumah hanyut. Gubernur Sulut SH Sarundajang mengatakan, musibah yang dialami warga di daerahnya itu terbesar dalam lima tahun terakhir. Sulut pernah dilanda bencana serupa tahun 2000. Ketika itu banjir mengakibatkan tewasnya empat orang dan ribuan rumah rusak terendam. Banjir juga merusak Jembatan Ranoyapo sepanjang 100 meter. Daerah ini sangat rentan dengan bencana longsor dan banjir. Karena itu, kini perlu dicari solusi mengatasi sekaligus mengantisipasi bencana banjir dan longsor, katanya. Sarundajang menambahkan, bencana longsor dan banjir terjadi di hampir sebagian wilayah Sulut. Kerugian Rp 93 miliar Kepala Dinas Prasarana dan Permukiman Sulut Ir Roy Roring memperkirakan kerusakan bangunan rumah, jembatan, dan sawah, serta ternak milik penduduk menimbulkan kerugian sekitar Rp 93 miliar. Di Tomohon longsor di beberapa ruas jalan membuat jalur ke arah Kabupaten Minahasa dari Kota Manado tertutup. Longsor juga menewaskan Roring, istri, dan seorang anaknya di Desa Suluun, Kecamatan Tombulu, Tondano. Korban tewas lainnya adalah Ferdy Waluyan di Desa Kembes, Kamangta, Wowor dan Edi Punuh, warga Tanawangko, serta seorang lainnya yang belum teridentifikasi. Sementara itu, empat orang yang hilang dan belum ditemukan adalah Merki Punuh (13), Maritje Punuh (52), Yenny Karundeng (28), dan Yules Limpong (40). Mereka terjebak dalam rumah yang hanyut diterjang banjir, kata Ricky Mangkey, seorang tetangga. Menurutnya, air Sungai Ranowangko meluap diikuti arus deras menerjang dan menghanyutkan rumah-rumah penduduk yang sebagian besar berdinding papan. Warga yang berada dalam rumah tak sempat menyelamatkan diri. Ricky dan keluarganya nyaris terseret arus sungai yang meluap. Ketika hujan deras turun, ia dan istri serta anaknya segera menyingkir. (zal/fr) Post Date : 15 Februari 2006 |