|
Bandung, Kompas - Malaysia menawarkan penerapan teknologi pengolahan sampah berupa pupuk organik untuk pertanian di Kabupaten Subang. Rencana tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman dengan pihak Malaysia dari Pahang. Ketua Persatuan Kontraktor Melayu Malaysia Negeri Pahang Malaysia Dato' Hj Che Wan Mohd Khalid Bin Mohamad di Bandung, Selasa (24/4), mengatakan, nota kesepahaman tersebut ditandatangani awal April lalu. Proyek itu berawal ketika pihak Malaysia datang ke Jawa Barat awal Februari 2007. Rombongan tersebut mendapat tawaran membuat nota kesepahaman. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Daerah Jabar A Sudradjat mengatakan, pengolahan sampah dengan bentuk waralaba (franchise) merupaan penerapan teknologi yang ditawarkan Malaysia. Teknologi itu berguna untuk mengolah sampah domestik agar memiliki nilai ekonomi, yaitu menjadi pupuk organik. Produk lain adalah bahan baku untuk dinding yang bebas bahan beracun berbahaya (B3). Produk itu cocok untuk bahan bangunan perumahan bertingkat. "Itu nota kesepahaman Kadin Jabar dan Kadin Pahang. Kita sejak awal tidak mau nota kesepahaman itu hanya ditandatangani, tapi tidak ada tindak lanjut," katanya. Bila direalisasikan, penerapan teknologi itu dilakukan sebagai upaya mendukung pertanian yang menjadi salah satu bisnis inti Jabar. Pihak Malaysia juga menawarkan produk untuk menghemat listrik melalui peralatan yang sudah diuji coba perusahaan listrik negara (PLN) Malaysia. Namun, peralatan itu harus diuji coba dulu oleh PLN Indonesia sebelum dipasarkan. Peralatan itu dapat menghemat listrik 30 persen. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan pengguna listrik berskala besar, seperti hotel, pabrik, restoran, dan mal. Rencana lain adalah membuat sarana perdagangan di dunia maya untuk mengetahui komoditas yang tersedia atau dibutuhkan di Malaysia dan Indonesia. Bidang lain yang tercantum dalam nota kesepahaman adalah penerbangan dan internet untuk jaringan nirkabel. (bay) Post Date : 25 April 2007 |