|
Pusing rasanya kalau ngelihat keadaan Jakarta. Udah macetnya nggak ketulungan, polusi udaranya pun menyesakkan. Belum lagi, sampah yang berserakan di hampir seluruh penjuru kota. Wajar aja tiap hujan turun, Jakarta langsung kelelep banjir. Memprihatinkan memang, tapi itulah realita yang ada. Ngomongin sampah, memang capek ngebahasnya. Abis, warganya sendiri nggak ada kesadaran untuk jaga kebersihan. Terbukti, sebanyak 93,1 persen responDet mengaku pernah ngebuang sampah sembarangan. Tia salah satunya. "Jadi malu nih, aku memang pernah buang sampah sembarangan. Ceritanya, waktu itu aku lagi jalan sama teman. Pas pengin buang tisu, cari tempat sampah nggak ada, ya udah kubuang aja di jalanan" paparnya. By the way, ada yang lihat nggak? "Paling yang lihat temanku, namanya juga jalan bareng mereka! Udah gitu, pakai ngomel segala lagi. Pokoknya mereka sebel, kalau aku buang sampah sembarangan," papar siswi SMA Santo Leo ini. Menurut Tia, kota Jakarta yang sekarang udah nggak terlihat indah lagi. Dia ngambil contoh kali ciliwung. Kali terbesar di Jakarta, yang notabene sumber aliran air utama untuk kebutuhan hidup sehari-hari ini, udah terkontaminasi dengan sampah. Punya kebiasaan sama, Karina angkat bicara. Mahasiswi Univ. Sahid ini mengaku pernah juga buang sampah sembarangan. "Kebetulan tong sampahnya jauh banget dari tempat dudukku. Karena males, kubuang aja di got!" ungkapnya. Ada yang ngelihat nggak? "Ada sih, untungnya dia cuek aja. Padahal aku udah takut bakal disemprot tuh orang. Syukur deh, dia cuma berlalu begitu aja," tukasnya. Karina berasumsi, buang sampah sembarangan bukan hanya sekedar kebiasaan,. tapi udah membudaya di kalangan warga Jakarta. "Mungkin karena sibuk bekerja, sampai lupa sama tempat sampahnya dimana? Termasuk aku," pungkasnya. Next, Mariani juga sama. Nggak jauh beda dengan kedua responDet sebelumnya, dia juga punya kebiasaan buruk. "Kalau lagi belajar, aku suka pakai pensil serut. Udah gitu, ampasnya aku umpetin di bawah kolong meja," tuturnya. Penggemar warna biru ini, mengaku sering sekali melakukan kebiasaan buruknya. Walaupun, nggak ada yang ngeliat, tapi nyokapnya selalu tahu kebiasaannya. Alhasil, nyokapnya lah yang sering mungutin ampasnya. "Malahan, kadang-kadang aku suka nyelipin sampah di sela-sela kasur. Abis, ngantuk banget, sih! Akhirnya, kuumpetin dulu, baru keesokan harinya kubuang," ujar siswi SMA St. Fransiskus ini. Beda dengan Irfandi. "Aku mah udah nggak pernah buang sampah sembarangan. Kalau dulu mungkin belum ngerti, tapi sekarang aku kasihan sama yang udah bikin peraturan! Pokoknya, sekarang aku bakal taati semua peraturan tentang kebersihan," cetusnya. Irfandi nyaranin, kalau memang nggak ada tempat sampah, lebih baik disimpen dulu aja. "Kebersihan tuh, mesti kita jaga bersama-sama. Hal itu harus kita camkan di benak kita, " tutup Mahasiswa Univ. Borobudur ini.(rmn) Post Date : 06 Januari 2006 |