Malaria dan Diare Ancam Warga

Sumber:Koran Sindo - 24 Oktober 2007
Kategori:Sanitasi
MUARADUA(SINDO) Wabah malaria dan penyakit diare mengancam warga di Kab OKU Selatan, seiring perubahan musim dari kemarau ke musim hujan saat ini.

Untuk itu, warga diminta waspada terhadap penyakit tersebut dengan berperilaku hidup sehat dalam rumah tangga dan lingkungan. Kasi P2ML dan P2B2 Dinas Kesehatan OKU Selatan Arson Abadi Rusdin mengatakan, sudah dua tahun belakangan ini penderita malaria dan diare di OKU selatan mengalami peningkatan. Kendati enggan menyebutkan angka pastinya, Arson mengatakan, ibu kota Kab OKU Selatan, yakni Muaradua rentan diare dan malaria tersebut.

Faktor yang memengaruhi terjangkitnya diare ini,antara lain seperti sanitasi lingkungan yang buruk, kepadatan penduduk, dan perumahan yang berada di daerah aliran sungai (DAS), kata Arson,kemarin. Salah satu indikator penderita diare itu, jelas Arson, ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar oleh pasien, sedangkan malaria ditandai dengan badan panas demam dan menggigil kedinginan. Kedua penyakit tersebut,kata dia, selama ini masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

Mereka malas memeriksakan kesehatannya ke dokter karena beranggapan hanya mengidap masuk angin atau salah makan saja. Padahal, penyakit itu bila dibiarkan bisa berakibat fatal.Keterlambatan tindakan akan menyebabkan penyakit bertambah parah dan bisa menyebabkan kematian, tegasnya. Untuk mengantisipasi KLB (kejadian luar biasa), Dinkes akan menerapkan strategi intervensi, yakni melakukan SKD (sistem kewaspadaan dini).

Artinya, kebijakan tersebut menurunkan angka kematian,penderita, dan penanggulangan KLB. Kita akan melakukan kebijakan operasional untuk memperlancar program tersebut, meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor yang terkait, serta pengadaan dan pendistribusian oralit, urainya. Arson menambahkan, penyakit ini bisa dicegah atau dihindari melalui PHBS tersebut. Sebab itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan bersih harus ditingkatkan dan dimulai sejak dini. Kita mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai selalu penyakit ini.Penyakit ini bisa kita cegah dengan PHBS itu tadi.Semua orang bisa melakukan ini dengan diawali meningkatkan kebersihan lingkungan sendiri.

Mengonsumsi makanan yang benar-benar terjamin kebersihannya dan menggunakan sumber air untuk kebutuhan rumah tangga yang tidak tercemar kotoran, jelasnya. Berdasarkan pantauan SINDO di Puskesmas Muaradua maupun beberapa klinik kemarin, banyak warga mendatangi tempat tersebut. Bahkan, ada yang telah diopname karena didiagnosis penyakit diare maupun malaria. Pasien yang menginap di sini mayoritas berpenyakit diare dan malaria. Namun, masih dalam tahap normal, ungkap Ismail, pemilik Klinik Ismadana Muaradua.

Sementara itu, di daerah Baturaja, OKU,penderita diare terus bertambah, meski jumlahnya belum terlalu signifikan. Selain diare, selama Lebaran, penyakit mata banyak diderita warga OKU. Itu semua akibat anak-anak yang main perang-perangan menggunakan pistol-pistolan.

Pelurunya mengarah ke mana-mana dan akhirnya ada korban, kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sutowo, Baturaja, dr Herawati Abdullah, kemarin. Dia mengungkapkan, setidaknya ada enam pasien yang dirawat di bangsal penyakit mata. Setelah didiagnosis, sebagian kondisi mata pasien cukup parah, bahkan ada yang tidak bisa melihat. Sedangkan, sebagian lainnya menderita luka ringan, hanya menyebabkan berkurangnya jarak pandang mata.

Sebagian lainnya, ada yang minta dirawat jalan. Padahal, untuk bola mata dibutuhkan perawatan khusus. Mestinya mereka harus dirawat. Sebab, perawatan bola mata harus dilakukan secara intensif, terangnya. Herawati mengatakan,sejak awal dirinya sudah meminta aparat terkait, seperti pemerintah dan kepolisian untuk melarang penjualan mainan pistol- pistolan yang menjamur saat Lebaran. Kalau tidak dibatasi, akibatnya bisa seperti ini, jatuh korban, ujarnya. (ashariansyah/fakhrur haqiqi)



Post Date : 24 Oktober 2007