|
Bekasi, Kompas - Lantai dasar Mega Bekasi Hypermall di Kota Bekasi masih terendam air setinggi 1 meter, enam SDN di Kota Tangerang diliburkan, dan sebagian Kelurahan Pakujaya, Tangerang Selatan, sudah tiga hari terendam air. Inilah sebagian gambaran kondisi banjir di wilayah yang ada di sekitar DKI Jakarta, Kamis (17/1). Luapan Sungai Bekasi di belakang dan Saluran Tarum Barat (Kalimalang) di samping Mega Bekasi Hypermall membuat operasional mal ini terhenti sejak Rabu lalu. Di lantai dasar yang terendam terdapat sekitar 500 kios, toko, dan gerai makanan, minuman, pakaian, mainan, optik, salon, kantor jasa perjalanan, rumah makan, galeri pamer otomotif, kantor layanan bank, mesin ATM, dan arena permainan. Direktur Operasional Mega Bekasi Hypermall Gunarso Ismail mengatakan, kerugian akibat penutupan mal ditaksir Rp 20 miliar sampai Rp 30 miliar. Jika diambil nilai tengah dan penutupan dalam dua hari, kerugian mencapai Rp 50 miliar. Mal ini juga kehilangan rata-rata 50.000 pengunjung per hari atau 100.000 pengunjung selama dua hari penutupan. Banjir memang hanya merendam lantai dasar dan area parkir Mega Bekasi Hypermall. Namun, mal ini tidak bisa dibuka sebab aliran listrik juga mencakup lantai dasar yang terendam. Jika listrik menyala saat banjir dan mal tetap buka, aliran listrik bisa membahayakan bahkan mematikan pedagang dan pengunjung. Lagi pula, area parkir yang terendam tidak bisa digunakan. Pemilik kios mainan, Suhartanti, yang ditemui pada Kamis pagi mengatakan tak menyangka lantai dasar mal bisa tergenang banjir. Kerugian yang diderita Rp 25 juta. Mainan, terutama yang berkomponen listrik atau menggunakan baterai, dipastikan rusak sebab sirkuit terkena air sehingga tidak bernilai jual. ”Sedih, Pak, karena dagangan tidak diasuransikan, jadi kerugian ditanggung sendiri,” katanya. Banjir juga membuat sektor transportasi di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi lumpuh. Hingga pukul 17.00 kemarin, banjir setinggi sekitar 50 sentimeter masuk ke sejumlah titik Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Lalu lintas kedua arah macet. Perjalanan 8 kilometer bisa menghabiskan waktu 1 jam. Kepala Stasiun Bekasi Raden Bagus Sucahyo mengatakan, banjir yang menggenangi sejumlah stasiun di Jakarta mengakibatkan perjalanan KRL hanya sampai di Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara. Seharusnya, perjalanan KRL sampai di Stasiun Tanjung Priok atau Stasiun Jakarta Kota. Perjalanan KRL menjadi berantakan sebab ada KRL yang tertahan di stasiun yang tergenang banjir. Di Stasiun Bekasi ada 1.500 penumpang yang meminta pengembalian uang tiket yang bertarif Rp 8.500 sehingga potensi kehilangan pendapatan Rp 12,75 juta. Dalam sehari, Stasiun Bekasi memberangkatkan sekitar 14.000 penumpang. Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kota Bekasi Agus Darma mengungkapkan, banjir memaksa 5.352 jiwa mengungsi. Sejumlah kantor di sepanjang Jalan Ahmad Yani yang tergenang banjir terpaksa tutup. Sekolah diliburkan Banjir di Kota Tangerang semakin meluas pada Kamis. Selain sejumlah perumahan, air setinggi di atas 50 sentimeter juga menggenangi sejumlah jalan raya sehingga arus lalu lintas terputus. Kondisi ini mengakibatkan aktivitas belajar-mengajar di enam sekolah dasar terganggu. ”Sudah diinstruksikan kepada semua kepala sekolah untuk memberikan toleransi kepada murid, guru, dan pegawai sekolah agar diliburkan jika sekolah banjir atau akses jalan menuju sekolah tertutup karena banjir,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Tabrani. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Tangerang, siswa SDN Total Persada diliburkan karena sekolah itu dijadikan tempat pengungsian korban banjir Perumahan Total Persada. ”Selain itu, sebagian besar murid sekolah itu tinggal di Perumahan Total Persada yang tergenang banjir,” kata Tabrani. Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Dadang M Epid mengatakan, pihaknya telah menurunkan tenaga kesehatan untuk membantu korban banjir di Tangsel. ”Masih ada daerah yang banjir. Kita harus mewaspadai berbagai penyakit yang umum terjadi saat banjir,” kata Dadang. Kepala Subbagian Lalu Lintas Jasamarga Cece Kosasih, yang dihubungi kemarin malam, mengatakan, hingga pukul 20.00, tim SAR Terpadu masih mencari satu dari dua karyawan PT Jasamarga (Persero) yang terseret arus luapan sungai yang masuk ruas Kilometer 19 Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Mereka hanyut karena terpeleset saat mencoba mengatasi luapan air sungai sekaligus mengatur lalu lintas. Salah seorang korban, Parta, dapat diselamatkan dan kini dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur. Sementara rekannya belum ditemukan. (BRO/PIN/RAY) Post Date : 18 Januari 2013 |