|
Bandung, Kompas - Empat desa di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, masih terendam banjir lumpur, Selasa (18/3). Hal itu mengganggu aktivitas pendidikan dan ekonomi. Akibat banjir lumpur sejak Minggu (16/3) hingga Selasa (18/3), 4.548 rumah yang dihuni 23.474 orang terendam. Rumah tersebut berada di Desa Majalaya (2.115 rumah), Majasetra (657 rumah), Majakerta (858 rumah), dan Sukamaju (918 rumah). Banjir akibat luapan Sungai Citarum juga menggenangi 41 hektar sawah, 16 pabrik tekstil, 25 gedung sekolah, dan 14 kantor. Menurut Asep, warga Desa Majalaya, banjir menyebabkan peralatan elektronik yang disewakannya basah. Rumah Asep kebanjiran setinggi 80 cm. Sawah Budi, petani di Kampung Hanja, Desa Majasetra, terendam. Padahal, padi berumur 85 hari, sebulan lagi panen. Menurut Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Jawa Barat Ade Sudrajat, kerugian pabrik tekstil di Majalaya mencapai Rp 2 miliar. Banjir tidak hanya merendam mesin, tetapi juga bahan baku dan bahan jadi. Menurut Sekretaris Kecamatan Majalaya Lili Suheli, Jalan Raya Laswi, penghubung Bandung-Majalaya, Majalaya-Ciparay, dan Majalaya-Rancaekek, tergenang lumpur hingga 80 cm. Sekolah Dasar Kondang I, II, dan III di Desa Majalaya terpaksa diliburkan karena ruang kelas terendam. Di Manado, Zainuddin Sagole (17) terbawa banjir. Hujan deras yang mengguyur Manado selama sepekan membuat sejumlah kawasan kota kebanjiran. Selasa siang, banjir menggenangi ratusan rumah penduduk di Bailang, Kecamatan Molas, Manado. Sejumlah warga menyesalkan sikap Pemerintah Kota Manado. Saat banjir melanda permukiman warga beberapa hari lalu, tak seorang pun aparat pemerintah membantu warga. ”Kami butuh bantuan makan dan tempat tinggal,” kata Ajis, salah satu warga. (ZAL/CHE/WKM) Post Date : 19 Maret 2008 |