|
BANDUNG,(PR). Sekelompok mahasiswa yang mengatasnamakan Jaringan Aksi Mahasiswa Nasional (Jaman) Simpul Kota Bandung, Rabu (10/5) mendatangi Gedung DPRD Kota Bandung, Jln. Aceh, untuk mendesak Pemerintah Kota Bandung segera mengatasi persoalan sampah. Dalam orasinya mereka meminta adanya transformasi informasi yang jelas mengenai masalah sampah kepada warga Kota Bandung. Mereka pun minta pertanggungjawaban pemkot terhadap persoalan sampah di Kota Bandung. Jika dalam waktu dekat tidak selesai, kami akan bawa sampah ke pemkot dan pemprov untuk dibakar, ujar salah seorang mahasiswa, Boy Antonius. Mereka menilai pemerintah menjadikan persoalan sampah satu permasalahan yang mengarah pada agenda-agenda politik ataupun kepentingan ekonomi para investor dan orang-orang terkait. Sangat memalukan, Kota Bandung sebagai Kota Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat) pada kenyataannya diwarnai dengan tumpukan sampah, ujar mahasiswa. Tanpa ditemui anggota DPRD Kota Bandung, mereka lalu melanjutkan orasinya di depan pusat perbelanjaan Bandung Indah Plaza (BIP), Jln. Merdeka Bandung. Banyak hambatan Sementara itu, di ruang serbaguna Balai Kota Bandung, camat dan lurah se-Kota Bandung mendapat pengarahan tentang penanganan sampah dari sumbernya oleh anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), Sobirin. Teknik pengomposan di rumah tinggal dan penanganan sampah berbasis kewilayahan itu, diharapkan mampu menangani persoalan sampah. Sekretaris Daerah Kota Bandung Maman Suparman mengatakan, dengan adanya arahan ini diharapkan camat dan lurah mampu memfasilitasi warganya tentang bagaimana menangani sampah. Kami terus berupaya dengan mencari lokasi TPA baru selain berusaha untuk mengaktifkan kembali TPA lama, ujarnya. Dikatakan Maman, 22 lokasi TPA telah ditinjau PD Kebersihan. Namun, semuanya terkendala syarat dan berbagai hambatan lain. Hambatan yang terjadi sebagian besar terkait dengan sikap masyarakat sekitarnya. Kendala birokrasi justru tidak begitu besar, sebab baik Cimahi, Kota Bandung, ataupun Kabupaten Bandung sangat terbuka untuk membantu permasalahan sampah, katanya. Maman menyadari, dampak kesehatan akibat sampah saat ini mengancam warga. Namun, dia mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan termasuk dengan penyemprotan dan penutupan TPS. Memang upaya kami masih terbatas, untuk itu perlu duungan dari semua pihak, ucapnya. Pada bagian lain, sejumlah warga Kel. Margasari Kec. Margacinta mengaku ditawari pihak swasta terkait pengangkutan sampah dari rumah tinggal mereka. Ya, saya terpaksa bayar Rp 5.000,00 yang penting sampah saya terangkut omprengan itu. Mereka menjelaskan akan membuang sampah ini ke daerah Nagreg, kata warga RW 10, Adi (35). (A-157/A-159) Post Date : 11 Mei 2006 |