Mahalnya Air Bersih di Pacitan

Sumber:Indopos - 08 Agustus 2007
Kategori:Air Minum
PACITAN - Musim kemarau membuat penduduk yang bermukim di kawasan lereng perbukitan kawasan Pacitan harus turun gunung. Jalanan makadam dan berliku harus ditempuh guna mendapatkan seember air bersih.

Itu seperti dilakukan warga Desa Bodag, Kecamatan Ngadirejo. Sejak akhir bulan Juli 2007 lalu, warga mengandalkan mata air yang berada di tepian jalan raya Pacitan-Trenggalek.

Bagi mereka, menempuh jalanan setapak sejauh satu-dua kilometer merupakan makanan sehari-hari. Jika kemarau panjang, warga Bodag harus turun hingga kawasan Nglorok yang jauhnya sekitar 15-20 Km. Tak heran, air bersih menjadi barang mahal bagi masyarakat di kawasan pegunungan.

"Untuk antre air, harus berangkat pagi. Kalau tidak pulangnya akan malam. Pulangnya bisa membawa lima jeriken berisi dua puluh literan," terang Sukatmi, warga setempat pada koran ini, kemarin.

Siang itu, Sukatmi dengan sabar menuangkan air dari mata air dengan gayung ke dalam jeriken. Ia tidak sendiri masih banyak warga lain yang sangat bergantung, termasuk mandi dan mencuci.

Dengan berjalan kaki, Sukatmi kembali pulang dan beban berat berada di pundaknya lantaran ia harus memikul kelima jeriken. "Saat ini, air di sumber juga sudah mulai menyusut dan beberapa sumber sudah mengering."

Menurut dia, mata air yang terletak di pinggir jalan provinsi tersebut hanya digunakan manakala musim kemarau saja. Sebaliknya, jika musim penghujan, warga setempat menandu air hujan di rumahnya.

Sukatmi dan warga desa lain di kawasan tersebut berharap perhatian dari pemkab. Sehingga persoalan air bersih yang menjadi momok di musim kemarau bisa dicarikan solusi. (ang)



Post Date : 08 Agustus 2007