|
MUNGKID (KR) - Di wilayah Kabupaten Magelang belum ditemui adanya keluhan kekurangan air bersih atau minta dikirim (droping) air dengan kendaraan tangki. Beberapa sumber mata air juga belum nampak adanya penurunan debit air. Bambang Mardjono, Camat Tegalrejo Magelang, kepada KR mengatakan, hingga Selasa (23/8) di wilayahnya belum ada keluhan masyarakat yang kekurangan air bersih untuk minum atau memasak. Bahkan di beberapa desa di wilayah Kecamatan Tegalrejo juga kebutuhan air untuk persawahan juga masih tercukupi. Terpisah, Ir H Jhoni Supardi MT, Direktur Utama PDAM Kabupaten Magelang, kepada KR mengatakan, hingga kini hujan kadang masih turun di beberapa wilayah di Kabupaten Magelang. Beberapa sumber mata air juga menunjukkan adanya penurunan debit air. 3 unit kendaraan tangki disiapkan. Bila sewaktu-waktu ada permintaan air ke masyarakat, baik untuk pelanggan maupun non pelanggan, tetap akan dilayani. Dengan catatan lokasinya dapat dijangkau, katanya, Selasa kemarin. Jumlah pelanggan air PDAM di Kabupaten Magelang sekitar 36 ribu lebih. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut diperlukan sekitar 450 liter/detik agar kebutuhan dapat merata. Persediaan air bersih di beberapa sumber mata air di wilayah Kabupaten Magelang masih mencukupi untuk itu. Tentang rencana penjualan air bersih ke Propinsi DI Yogyakarta, dikatakan beberapa waktu lalu ia bersama Sekda Kabupaten Magelang Drs H Agus Subandono dan Ketua Bappeda Kabupaten Magelang bertemu dengan Sekda Propinsi DI Yogyakarta. Kedatangan ke Yogyakarta tersebut intinya mengantar surat rekomendasi Bupati Magelang Ir H Singgih Sanyoto. Dalam rekomendasi tersebut pada prinsipnya Kabupaten Magelang siap mengirim air bersih 1000 liter/detik untuk masyarakat Yogyakarta. Agar pengelolaan nantinya mudah dan tidak menimbulkan gejolak di masyarakat, lanjut Jhoni Supardi, Kabupaten Magelang akan mengirimkan air hingga ke perbatasan wilayah dan Yogyakarta juga menerima di perbatasan. Bila dengan prinsip seperti ini sudah disetujui Yogyakarta, akan segera ditindaklanjuti dengan pembicaraan-pembicaraan lanjutan seperti bagaimana MoU-nya, kerja samanya bagaimana, bagaimana investornya manakala memang akan menggunakan investor. Hal ini perlu dibicarakan bersama, sehingga akan menghasilkan win-win solution. Termasuk tentang tarifnya berapa, juga harus berembuk bersama, katanya. Tarif ini, katanya, sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya nilai investasi dan jangka operasional. Jangka operasional yang akan ditawarkan berapa. Building Operational Transfer (BOT) biasanya maksimum 25 tahun. Kalau nantinya 1 investor, baik untuk Kabupaten Magelang dan Yogyakarta, Jhoni mengaku tidak masalah, dengan catatan investor tersebut harus memiliki perjanjian dengan Kabupaten Magelang dan Yogyakarta. (Tha)-c Post Date : 24 Agustus 2005 |