|
MAGELANG -- Rencana pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mendapatkan pasokan air bersih dari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diperkirakan sulit dilaksanakan. Pasalnya, titik-titik sumber air di wilayah yang berbatasan dengan Sleman, DIY, itu pasca-erupsi Gunung Merapi dan banjir lahar dingin masih mengalami krisis air bersih. Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Sosial dan Sumber Daya Manusia Magelang, Sasongko, kepada Tempo menuturkan ada tiga kecamatan yang menjadi andalan pasokan air di Magelang, yakni Srumbung; Dukun, yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman; dan Sawangan. "Tiga sumber itu mengalami penurunan debit air hingga 40 persen setelah erupsi, banjir lahar, dan kemarau panjang," kata Sasongko kemarin. Akibatnya, sebagian besar masyarakat lereng Merapi di 24 titik di wilayah Magelang masih memperoleh dropping air bersih. Bahkan, akibat penurunan debit air, kata Sasongko, ada sejumlah sarana layanan umum, seperti rumah sakit, kesulitan air bersih. "Jadi mungkin akan kami lihat dulu apakah Magelang mampu memberi suplai ke Yogyakarta. Saat ini ratusan mata air di Magelang juga mati," kata dia. Sementara itu, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menuturkan, salah satu solusi mengatasi krisis air bersih di DIY pasca-erupsi adalah mengambil air dari Magelang, dengan menghidupkan lagi gagasan lama proyek Gelangkartamantul (Magelang-Yogyakarta-Sleman-Bantul). Gagasan itu muncul lima tahun lalu, saat pemerintah DIY dan Jawa Tengah akan membangun jaringan air bersih. "Dulu akan dibiayai investor Singapura, tapi tidak jadi karena proses kesepakatan kerja sama dua provinsi lambat," kata Sultan. Persoalan air bersih, Sultan menambahkan, perlu segera dirintis mengingat pada 2025 diprediksi jumlah penduduk DIY mencapai 6 juta jiwa. Mendengar kondisi itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sleman Widi Sutikno akan mengkaji lagi kemungkinan pasokan air yang ada. "Akan kami kaji lagi karena Magelang satu-satunya yang kami andalkan. Klaten tidak ada dan Boyolali terlalu jauh," kata dia. Dihubungi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Magelang Eko Triyono menyatakan Magelang merupakan daerah cekungan. Sebenarnya ada beberapa sumber mata air yang berlebih di sana, "Tapi (lokasinya) jauh," kata dia. Misalnya Kali Gending di Kecamatan Martoyudan, yang posisinya di bawah, sehingga tidak bisa dialirkan dengan konsep gravitasi. Menanggapi hal itu, Bupati Magelang Singgih Sanyoto mengatakan, akibat erupsi dan banjir lahar setahun lalu, fungsi ekosistem Gunung Merapi menurun drastis. "Perlu restorasi bertahap agar kawasan itu punya peran lagi menjaga kestabilan iklim kawasan, siklus hidrologi, suplai unsur hara, dan eksistensi kekayaan flora dan fauna serta hayati," kata dia dalam rapat koordinasi penyusunan Rancangan Strategis Restorasi Ekosistem Gunung Merapi di Hotel Manohara Borobudur kemarin. l PRIBADI WICAKSONO Post Date : 12 November 2011 |