SIDOARJO | SURYA Online - Akibat hujan deras yang terjadi pada Jumat (3/12/2010) dini hari, Sungai Buntung meluap sehingga sejumlah kawasan di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tergenang air.
Kepala Desa Tambaksawah Fatur Rosi, Jumat mengatakan, akibat hujan deras yang terjadi sejak Kamis (2/11/2010) malam kemarin hingga Jumat dinihari itu membuat sejumlah kawasan di Kecamatan Waru (perbatasan dengan Kota Surabaya) tergenang.
“Setiap kali hujan deras mengguyur kawasan Waru, bisa dipastikan akan terjadi banjir karena Sungai Buntung tempat saluran air ke laut tidak mampu lagi menampung debit air yang cukup tinggi,” papar Fatur.
Fatur menyebutkan, selain Desa Tambaksawah, desa lain yang tergenang banjir yaitu Desa Kedungrejo, Janti, Kureksari, Wedoro, Kepuh Kiriman dan Gedongan Wadungasri, tak luput dilanda banjir.
Sejumlah sekolahan seperti SDN Tropodo III di kawasan perumahan Wisma Tropodo juga tergenang banjir dan mengganggu aktivitas sekolah, sehingga siswa terpaksa dipulangkan lebih dini oleh pihak sekolah.
Kata Abdurrohim warga Wedoro, air itu datang setelah air Sungai Buntung tak mampu menampung debit air yang ada. “Air saluran tak bisa mengalir ke sungai dan yang terjadi air malah balik hingga menggenangi rumah,” tuturnya.
Sejumlah Jalan Desa seperti Jalan Kolonel Sugiono juga digenangi air hingga setinggi lutut orang dewasa. Kendaraan bermotor yang melintas juga banyak yang mogok.
Banjir akibat luapan Sungai Buntung, tak hanya terjadi di wilayah Waru bagian timur tapi juga wilayah barat seperti Bungurasih, juga digenangi banjir setinggi lutut orang dewasa.
Banjir yang terjadi hampir menggenangi semua pemukiman rumah warga yang berbatasan dengan Sungai Buntung. Akibat banjir itu, jalan desa tersebut dilakukan penutupan dan orang lain dilarang melintas, terkecuali penduduk setempat.
Para warga juga banyak yang memindahkan barang-barangnya dalam rumah agar tidak terkena genangan air.
“Ini banjir langganan yang datang pada setiap musim hujan dan air sungai meluap, selalu banjir,” kata Yudianto warga Bungurasih.
Warga juga beberapa kali meminta kepada Pemkab Sidoarjo melalui Dinas PU Pengairan untuk melakukan pelengsengan, namun tak juga direspon.
“Warga juga heran, kenapa aspirasi atau permintaan pembuatan pelengsengan itu tak juga dikabulkan,” ucap Yudianto.
Hampir semua warga Bungurasih itu mengaku resah dengan banjir yang dan selama ini warga menilai pemkab juga jarang melakukan penanganan agar kemudian hari tidak bajir lagi.
“Langkah kongkrit pemkab untuk tangani banjir ini, masih terkesan lambat,” kata Yudianto.
Post Date : 03 Desember 2010
|