Gresik, Kompas - Luapan Kali Lamong, Jumat (25/3), semakin meluas dan telah menggenangi 41 desa di 5 kecamatan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Air menggenangi 5 desa di Kecamatan Balongpanggang, 15 desa di Kecamatan Benjeng, 13 desa di Kecamatan Cerme, 4 desa di Kecamatan Kedamean, dan 4 desa di Kecamatan Menganti, dengan ketinggian 20 sentimeter hingga 1 meter.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gresik, secara keseluruhan banjir merendam 5.473 rumah, serta 2.044 hektar sawah dan tambak
Kondisi banjir semakin parah karena tanggul di Desa Nglindah, Kecamatan Kedamean, jebol. Akibatnya, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean, dan Desa Gluranploso, Kecamatan Benjeng, terendam.
Genangan air menyebabkan sejumlah sekolah meliburkan siswanya. Sebanyak 127 siswa Darul Hikmah Kedungrukem, misalnya, tidak masuk sekolah karena rumah dan akses jalan ke sekolah terendam. Dampak lain, petani di Desa Dadapkuning, Kecamatan Cerme, terpaksa memanen padi yang tergenang air.
Banjir membuat akses dari Gresik dan Surabaya menuju Lamongan dan Mojokerto lewat Benjeng atau Balongpanggang, lumpuh karena ada genangan setinggi 40-80 sentimeter.
Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim meminta warga bersabar menghadapi bencana. Normalisasi Kali Lamong akan segera dilaksanakan pada musim kemarau tahun ini. ”Ada dana dari pemerintah provinsi Rp 26 miliar untuk normalisasi dan pembuatan tangkis Kali Lamong,” katanya.
Di Kecamatan Dawablandong, Kabupaten Mojokerto, warga Desa Banyulegi dan Desa Pulorejo, Kecamatan Dawarblandong, cemas menghadapi ancaman banjir akibat meluapnya Kali Lamong yang sewaktu-waktu datang.
Sementara itu, Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro saat ini dalam status siaga II. Air mulai meluap menggenangi permukiman warga di Desa Ledokkulon dan Ledokwetan, Kecamatan Bojonegoro. Luapan Bengawan Solo juga menggenangi areal pertanian di Kecamatan Padangan, Dander, Kalitidu, Bojonegoro, Kapas, Balen, Kanor, dan Kecamatan Baureno.(ACI/TIF/EKI)
Post Date : 26 Maret 2011
|