Luapan Citarum Menggenangi Ribuan Rumah

Sumber:Pikiran Rakyat - 07 Februari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG, (PR).- Ribuan rumah di Kabupaten Bandung tergenang banjir akibat luapan Sungai Citarum, Sabtu (6/2), dengan ketinggian air 1 - 3 meter di area permukiman. Akibat tergenang banjir dan belum surut sejak satu pekan lalu, dua rumah ambruk dan empat lainnya jebol di bagian dinding di Kampung Cieunteung, Kel./Kec. Baleendah. Sementara para pengungsi mengeluhkan bantuan logistik yang tidak merata.

Berdasarkan pemantauan "PR", di Kec. Baleendah, banjir dengan ketinggian 1 - 3 meter menggenangi dua kelurahan, yaitu Kel. Baleendah dan Kel. Andir. Di Kel. Baleendah, banjir merendam sedikitnya 3.882 rumah, dengan genangan tertinggi terjadi di Kp. Cieunteung. Banjir juga menggenangi ruas Jln. Adikusumah dan Jln. Raya Banjaran dengan ketinggian air rata-rata 40 sentimeter kemarin siang, hingga memutuskan arus lalu lintas. Sementara di Kel. Andir, sedikitnya enam ribu rumah terendam.

Banjir dengan ketinggian hingga tiga meter juga menggenangi empat desa di Kec. Dayeuhkolot, yaitu Desa Citeureup, Desa Dayeuhkolot, Desa Cangkuang Wetan, dan Desa Cangkuang Kulon. Jumlah rumah yang tergenang sebanyak 2.148 unit, 10 masjid, dan 5 sekolah dasar.

Ratusan rumah di Desa Bojongsoang dan Desa Tegalluar Kec. Bojongsoang juga terendam dengan ketinggian air 50 sentimeter hingga 1,5 meter. Jumlah pengungsi di Desa Tegalluar yaitu 126 jiwa dari 37 kepala keluarga (KK), sedangkan di Desa Bojongsoang sebanyak 172 jiwa dari 46 KK.

Di Kec. Rancaekek, air dengan ketinggian hingga 1,5 meter merendam ratusan rumah di tiga desa, yakni Bojongloa, Rancaekek Wetan, dan Rancaekek Kulon, sejak pukul 18.00 WIB. Banjir memutus jalur Rancaekek-Majalaya dan membuat kemacetan kendaraan di ruas jalan sepanjang 2,5 kilometer antara Masjid Agung dan Stasiun Rancaekek.

"Beberapa tanggul di Sungai Cikeruh jebol. Ini yang menyebabkan banjir kali ini. Dasar sungai sudah terlalu dangkal akibat lumpur. Kami harap segera ada pengerukan," kata Kasi Ketenteraman dan Ketertiban Kec. Rancaekek Dadang Hermawan.

Oleh karena itu, Dadang berharap agar usaha pengerukan di tiga anak sungai yang melintasi Kec. Rancaekek, yakni Cikeruh, Cikijing, dan Cimande dilakukan dibarengi penghijauan di hulu. "Kalau hanya pengerukan, banjir akan terus berulang setiap kali hujan datang. Ini usaha percuma," ujarnya.

Keluhkan bantuan


Sejumlah warga mengeluhkan distribusi bantuan yang tidak merata. Salah seorang sukarelawan dari Baraya Bandung, Cecep mengatakan, jumlah nasi bungkus yang didistribusikan sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah warga.

"Di Kampung Leuwibandung RW 14 Desa Citeureup, Kec. Dayeuhkolot, jumlah pengungsi ada 360 orang, tetapi nasi yang diantarkan hanya 200 bungkus. Padahal, sejak dievakuasi Sabtu dini hari, kebanyakan dari mereka tidak membawa bahan makanan," ucapnya.

Ketua RT 4 RW 9 Kp. Bojong Citepus, Desa Cangkuang Wetan, Kec. Dayeuhkolot, Didi mengatakan, saat ini warganya sangat membutuhkan bantuan makanan dan air bersih. "Hari ini baru ada bantuan 3 bungkus mi instan, padahal jumlah warga yang rumahnya terendam hingga 400 rumah," kata Didi.

Air sumur yang biasa digunakan untuk kegiatan sehari-hari, ucap Didi, tidak lagi bisa digunakan karena keruh. "Mungkin karena terlalu lama terendam banjir, jadi sekarang airnya sudah tidak bisa digunakan untuk minum," ujarnya.

Sejumlah sukarelawan di dapur umum Kec. Baleendah, juga terlihat kewalahan menangani jumlah pengungsi yang kian bertambah. Pada Jumat pagi, jumlah nasi yang dibuat sebanyak 730 bungkus. Jumlah tersebut bertambah pada Jumat sore menjadi 1.058 bungkus, sedangkan pada kemarin malam, permintaan melonjak menjadi 1.988 bungkus.

Stok cukup


Bupati Bandung Obar Sobarna seusai memimpin rapat koordinasi penanggulangan bencana di GOR Juang Kec. Baleendah, Sabtu (6/2) pagi meminta masyarakat untuk selalu waspada, karena curah hujan tinggi diperkirakan masih tinggi hingga Maret. "Mulai dari RT, RW, hingga muspika, harap bersiaga dan selalu memberikan laporan mengenai sejauh mana kondisi yang ada untuk penanganan masa tanggap darurat," ucap Obar.

Mengenai logistik, Obar mengatakan, Pemkab Bandung masih memiliki persediaan logistik yang cukup. "Kalau kurang, kami bisa mengajukan ke pemprov. Tetapi sampai saat ini masih mencukupi," ujarnya.

Dia mengatakan, pihaknya mengajukan dana Rp 9 miliar pada RAPBD Kab. Bandung untuk dana penanggulangan bencana. "Tetapi, waktu yang untuk gempa kami mengajukan Rp 50 miliar, dan yang terpakai hanya Rp 28 miliar, kalau dibutuhkan bisa digunakan untuk penanggulangan bencana. Hanya, penggunaannya tidak bisa begitu saja, karena sudah lewat tahunnya, kalau darurat bisa kami keluarkan melalui perbup," kata Obar.

Dari Garut dilaporkan, menyusul banjir yang menyergap, sejumlah warga terlihat membersihkan lumpur sisa banjir dari dalam rumah. Selain itu, rumah yang ambruk terseret arus sungai milik Rohmat (36), warga RT 1 RW 1 Kampung Babakan, Kel. Kota Wetan, masuk seluruhnya ke badan sungai dan tidak ada satu pun barang yang bisa diselamatkan.

Warga pun tak berani memindahkan puing-puing dari sisi sungai tersebut karena khawatir ikut ambles bersama rumah tersebut. (A-158/A-165/ A-175)



Post Date : 07 Februari 2010