|
PURWOREJO - Hujan deras yang turun sejak Senin lalu mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor di 21 desa di Kecamatan Loano, Bagelen, dan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa (28/12) petang. Desa-desa yang cukup parah menderita banjir dan longsor adalah Guyangan, Kembaran, dan Mudalrejo di Kecamatan Loano. Di Kecamatan Purwodadi meliputi Desa Jenar Wetan, Bragolan, Purwodadi, Purwosari, Guyangan, Karangsari, dan Sidoarjo. Sedang di Kecamatan Bagelen meliputi Desa Dadirejo, Bapangsari, Bugel, Bagelen, Kalirejo, Clapar, Soka, dan Piji. Dua korban tewas akibat bencana itu, adalah Kartinah (60) dan Asngadah (25) yang rumahnya tertimbun tanah longsor. Kedua jenazah sudah berhasil dievakuasi di Dusun Kragilan, Desa Guyangan, Kecamatan Loano. Sedang dua lainnya yang hilang masih dalam pencarian, yaitu Slamet dan Harjono. Bupati Purworejo, H Marsaid SH yang dikonfirmasi Selasa malam menjelaskan, ada delapan titik longsor di Loano yang harus diwaspadai. Di antaranya, Desa Kembaran, Desa Guyangan, Desa Kembaran, dan Desa Mudalrejo, masing-masing dua titik. Sedang banjir yang melanda sejumlah desa di tiga kecamatan tadi terjadi akibat meluapnya Sungai Bogowonto dan anak-anak sungainya. Ketinggian air bervariasi antara 50 cm sampai 100 cm dan menggenangi ratusan rumah yang tersebar di 21 desa tadi. Menurut bupati, banjir susulan diduga masih akan terjadi mengingat hujan masih turun sampai Selasa malam. Untuk itu, Pemkab telah menurunkan tim Satlak PBA dan petugas kesehatan untuk mendirikan posko kesehatan dan dapur umum. Diperoleh keterangan, puluhan hektar tanaman palawija yang terdiri dari jagung dan kacang-kacangan hancur, sedang tanaman padi yang baru berusia sebulan bisa diselamatkan. Sampai Selasa malam, ratusan rumah masih terendam banjir dan sebagian penghuninya terpaksa mengungsi karena tak ada tempat lagi untuk "betengger" akibat ketinggian air di dalam rumah. Masih Terendam Di Cilacap, ratusan rumah di beberapa desa dalam Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, sampai Selasa siang masih terendam air akibat hujan deras yang membuat Sungai Cintaduy dan beberapa anak sungainya meluap. Selain itu, air dari pegunungan juga mengalir ke pemukiman penduduk yang berada di dataran rendah Kecamatan Wanareja. "Sebagian warga sudah mulai mengungsi, namun ada juga yang tetap bertahan di rumah, karena sudah terbiasa menghadapi banjir tahunan," kata Camat Wanareja, Untung Sukowibowo SH MM Selasa siang. Menurut Camat, banjir kali ini semakin parah dengan tersumbatnya gorong-gorong berdiameter enam meter sepanjang 280 meter sehingga banjir menggenangi rumah penduduk di Desa Cilongkrang, Tarisi, dan sekitarnya. Sampai Selasa pagi genangan air belum surut, apalagi langit masih mendung dan hujan masih turun di bagian hulu. Pemkab sudah mengedrop bantuan pangan untuk para korban banjir. Bila genangan masih juga bertahan sampai Selasa siang ini, Pemkab akan membuka dapur umum dan pos kesehatan. "Pokoknya jangan sampai ada warga di daerah banjir yang sampai kelaparan atau sakit karena tidak terawat," kata Bupati Cilacap H Probo Yulastoro SSos MM ketika dikonfirmasi lewat telpon genggamnya Selasa siang. Sementara itu, meluapnya dua sungai di Kabupaten Banyumas, Jateng akibat hujan deras, yaitu Kalipelus, dan Kalibener menggenangi sejumlah ruas jalan dan tempat pemukiman di jalur Kalibagor-Sokaraja sepanjang 10 km lebih. Banjir yang terus meluas itu, mengakibatkan lalulintas Purwokerto-Yogyakarta terganggu sejak hari Senin sampai Rabu pagi. "Lalulintas terpaksa dialihkan lewat jalur alternatif lewat Sokaraja Kulon dan tembus ke Kalibagor depan pabrik gula, kata Kasubag Lantas Polwil Banyumas Kompol Drs Budi Meidianto. Dalam banjir ini, seorang warga Sokaraja Sukirman (38) tewas tersambar petir. Sedang seorang lagi Kuwatno (35) luka-luka berat akibat tertimpa tembok bekas pabrik gula Kalibagor runtuh dan menimpa dirinya yang saat itu tengah membersihkan saluran air yang tersumbat sampah. Hujan Deras Sementara itu, empat talud di sepanjang aliran Sungai Winongo dan Gajah Wong jebol dan tiga rumah tertimpa pohon akibat dari hujan deras yang mengguyur Kota Yogyakarta, Senin (27/12). Staf Dinas Prasarana Kota Yogya, Ir Toto Suroto mengungkapkan, ambrolnya talud itu terjadi pada hari Senin pukul 18.30 WIB. "Talud rusak sepanjang 25 meter dengan ketinggian 20 meter," katanya Selasa (28/12) di Balai Kota. Ditambahkan, talud lainnya yang mengalami kerusakan di RT I RW I Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo. Di tempat itu kerusakan mencapai ukuran panjang 20 meter dan tinggi 12 meter. "Sedangkan kerusakan lainnya terjadi di RW 10 Jalan Petung Kecamatan Tegalrejo Jogja," ungkap Toto. Sementara itu, dua rumah rusak terjadi di Jln Bima Sukowaten. Satu rumah yang persis berada di sisi Utara sebelah Timur Jembatan Sukowaten tertimpa pohon beringin yang tumbang. Menurut Yudi, salah seorang penghuni rumah kos-kosan itu, rumah tertimpa sekitar pukul 23.00. Sementara itu, dari forum tujuh kabupaten, Wonosobo, Banjarnegara, Kebumen, Banyumas, Purbalingga, Purworejo dan Cilacap, disepakati bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu-Lok Ulo yang saat ini rusak parah perlu diselamatkan secepatnya. Penyelamatan DAS seluas 50.000 hektare tersebut, dikatakan Ketua pembentukan Forum DAS Serayu -Lok Ulo, Ir Ayu Dewi Utari MSi, sudah lebih dari 70 persen dari seluruh DAS sudah dalam kondisi kritis. Kerusakan ini sangat tampak pada sekitar enam tahun terakhir. Kondisi paling parah lanjutnya, dari DAS tersebut terjadi di kawasan hulu, yakni kawasan pegunungan Dieng Wonosobo. Daerah yang seharusnya menjadi kawasan hutan lindung dan resapan air, saat ini kondisinya sudah rusak parah. Direktur Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Lahan, Departemen Kehutanan Dr Ir Harry Santoso juga mengatakan, forum ini akan sangat membantu, karena tidak akan ada lagi permasalahan wilayah administratif. Cuaca Buruk Sementara itu, cuaca buruk berupa hujan lebat dengan insensitas tinggi disertai angin kencang dan petir masih akan terjadi beberapa hari mendatang, Berdasarkan pantauan citra setelit, tampak awan CB di daerah pesisir pantai utara Jawa Timur bagian Timur mulai dari Pasuruan, Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Lumajang, serta pantai Selatan, seperti Pacitan. Hal itu disampaikan oleh Kepala BMG Stasiun Tanjung Perak Surabaya, Eddy Waluyo kepada wartawan Selasa (28/12) siang. "Transportasi pelayaran dan penerbangan harus ekstra hati-hati dalam menghadapi cuaca buruk, demikian juga dengan transportasi darat," katanya. Sementara di daerah pantai utara Jawa Timur, yang harus diwaspadai adalah pelayaran disekitar Pulau Masa Lembu. Gelombang laut setinggi dua sampai dua setengah meter mengarah ke Pulau Masa Lembu dan Pulau Bawean yang berada di sebelah utara Kabupaten Gresik. Mengenai dampak gempa-gempa susulan dari Aceh, menurut Edy Waluyo berdasarkan informasi yang diterimanya dari BMG Pusat, gempa susulan yang kemungkinan terjadi tetap akan terjadi disekitar Aceh dan tidak akan sampai berimbas ke selatan atau ke Pulau Jawa dan sekitarnya. Sementara itu, nelayan di pantai selatan Jawa Timur, mulai dari kabupaten-kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Banyuwangi masih was-was untuk melaut, karena khawatir ancaman gelombang Tsunami akan menyerang pantai-pantai di kabupaten-kabupaten yang berada di pantai selatan Jawa Timur. (SKA/WMO/029) Post Date : 29 Desember 2004 |