|
PEKALONGAN - Dinas Kesehatan Kota Pekalongan akan segera menyurvei untuk menindaklanjuti temuan Wali Kota HM Basyir Ahmad di tepi Sungai Pekalongan yang diketahui ada 90 helikopter (sebutan tempat berak tradisional di pinggir sungai-Red) yang masih digunakan warga. ’’Kami akan mendata dulu tentang keberadaan MCK umum dan jamban keluarga yang ada di sekitar sungai. Kemudian akan menentukan lokasi yang kemungkinan bisa dibangun MCK untuk tahun 2009,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan, Dwi Heri Wibawa MKes. Ditemui kemarin, dia menegaskan, temuan helikopter itu sungguh memprihatinkan, karena menggambarkan masyarakat sekitarnya masih berak di atas sungai. Karena itu, pihaknya akan mendata rumah-rumah di sekitar sungai apakah sudah memiliki jamban atau belum. ’’Kami akan mendata lebih dulu secara pasti, meski sebelumnya sebagian data itu sudah ada. Kalau memang memerlukan bantuan jamban, kami akan mengupayakan, termasuk membangun MCK untuk umum,’’ katanya. Tahun ini, kata dia, sebenarnya Pemkot Pekalongan sudah membantu jamban keluarga seitar 500-an untuk mengatasi keluarga miskin. Namun, kalau sekarang muncul permasalahan jamban di sekitar sungai, maka akan ditindaklanjuti. Aroma Tak Sedap Berkaitan dengan berak di sungai, menurut dia, kalau saat musim penghujan, mungkin kotorannya tidak akan kelihatan karena langsung mengalir. Namun, pada musim kemarau seperti ini, kotorannya bisa terlihat sehingga bisa membuat lingkungan makin kotor dan menebarkan aroma yang tak sedap. Meski demikian, sampai sekarang belum ada keluhan masyarakat akan bau tidak sedap dari helikopter itu. ’’Mudah-mudahan, masyarakatnya tetap sehat,’’ katanya. Untuk mengatasi itu, sebenarnya sudah sering dilakukan penyuluhan tentang kesehatan di wilayah itu. Namun, kenyataannya masih banyak helikopter masih digunakan untuk berak. ’’Saya belum tahu penyebab mereka berak di sungai. Sebab, bisa saja terjadi, mereka melakukan itu karena di rumahnya memang tak punya jamban karena rumahnya sempit,’’ tuturnya.(A15-17) Post Date : 18 Oktober 2008 |