|
PURBALINGGA(SINDO) Beberapa sumur milik warga Desa Banjaran, Kec Bojongsari, Kab Purbalingga tercemar limbah sampah dari tempat pembuangan akhir (TPA) setempat. Akibatnya, warga mengalami krisis air bersih. Pencemaran ini disebabkan dinding TPA jebol yang sudah lama tidak diperbaiki. Data dari Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kab Purbalingga, parameter limbah cair dari TPA itu sudah berada di atas baku mutu yang ditentukan. Hal itu menunjukkan pencemaran limbah tersebut cukup berbahaya bagi kehidupan. Akibatnya, warga sekitar TPA, kulitnya gatal-gatal dan perutnya sakit setelah menggunakan air sumur. Sebab limbah cair dari TPA itu keluar dan mengalir ke Sungai Banjaran yang ada di dekat rumah mereka. Sahuri,50, warga Desa Banjaran mengatakan, perutnya mulas setelah mengonsumsi air dari sumurnya semenjak dinding TPA itu jebol. Sebelum TPA jebol, air di sumur saya tidak seperti tercemar, paling yang mengganggu hanya bau sampah yang menyengat. Dengan kondisi air sumur itu, jelas tidak baik untuk kesehatan. Warga desa sudah mengajukan agar diberi pasokan air bersih yang memadai untuk minum dan mandi.Tapi kalau harus beli juga tidak mungkin karena rata-rata penduduk hanya buruh tani, katanya,kemarin. Kepala Dusun Banjaran V Maksuni mengakui, keluhan warga sudah lama namun belum ada tindaklanjut dari Pemkab. Bahkan, bantuan air bersih dari pemkab sampai saat ini belum ada. Sampai sekarang tidak ada bantuan air bersih untuk warga, terangnya. Kepala Seksi Pengawasan Pengendalian Lingkungan KLH Purbalingga Eko Budi Hartono mengakui, limbah cair yang ada di TPA itu parameternya di atas baku mutu. Artinya, limbah itu tak baik untuk kehidupan. Jadi, kalau ikan ditaruh di air itu, maka ikan itu akan mati.Sebab, kadar oksigennya sedikit sekali, terangnya. (ridwan anshori) Post Date : 08 Maret 2007 |