|
JOGJA - Pembangunan Saphir Square di Jalan Laksda Adisutjipto kembali menuai keluhan. Beberapa warga yang tinggal di sekitar mal itu mengaku kini tidak bisa menikmati air bersih. Hal ini karena limbah kotoran dari salah satu mal terbesar di Jogja ini telah mencemari sumur warga. Setidaknya, ada tiga rumah yang sumurnya tercemari itu. Much Yasin, warga Sapen GK I/561 Jogja yang rumahnya bersebelahan dengan Saphir Square mengatakan sudah tiga hari ini air sumurnya tidak layak dikonsumsi. "Mandi pun saya harus numpang ke tetangga," ujar Yasin, kemarin. Dia mengungkapkan, kondisi itu sudah dirasakan sejak akhir November lalu. Pada waktu itu, dirinya mencium bau tidak sedap. Setelah diamati, ternyata sumur mereka telah tercemari oleh sumur resapan limbah yang dibuat Saphir Square. "Airnya bau amis sekali," ungkapnya. Hal itu juga dialami dua tetangganya, Nur Hadi dan Seno Aji. Melihat sumurnya tercemar, Jasin kemudian mengirimkan sample air itu ke Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pembertantasan Penyakit Menular (BBTKL -PPM) Jogjakarta. Sembari menunggu hasil uji lab yang baru bisa diketahui minimal dua minggu, mereka mengirim surat ke manajemen Saphir. Menanggapi surat itu, manajemen Saphir menyatakan untuk sementara ketiga warga bisa mengambil air yang ada di Saphir untuk kebutuhan sehari-hari. Namun dalam pelaksanaannya, Air yang disediakan tidak bisa mengalir lancar dan sering terlambat. Mereka pun melaporkan masalah ini ke Walhi Jogja. Dan kemarin, Walhi bersama LSM lain serta petugas dari Kantor Pengendali Dampak Lingkungan (KPDL) Kota Jogja mendatangi lokasi sumur peresapan air di Saphir. Dari hasil cek kondisi, didapati peresapan limbah itu sangat buruk. Selain sangat dekat dengan sumur warga, juga keadaannya tidak layak. "Kondisinya sangat dangkal. Ini potensial mencemari sumur warga," ujar Kasi Pemantauan, Evaluasi dan Pemulihan Lingkungan KPDL Peter Lawolasal yang ikut dalam survei ini. Dalam survei ini sempat diwarnai aksi penolakan dari manajeman Saphir. Rombongan yang berencana melihat pusat limbah, tidak diperbolehkan. Bahkan sempat terjadi adu mulut antara LSM dengan petugas keamanan Saphir. Petugas keamanan berupaya meminta kamera berisi gambar yang telah diambil. Sementara itu, Manajer PSDM Saphir Square Budiharjo berjanji akan segera menutup sumur resapan itu. Hanya saja hal itu akan lebih dulu dikoordinasikan dengan penanggung jawab pembangunan. "Ini akan kami koordinasikan dulu, karena merupakan tanggung jawab kontraktor," kilahnya. Lalu, bagaimana sikap Walhi terhadap pencemaran ini? Direktur Walhi Jogja Suparlan menegaskan, pihaknya segera melayangkan somasi kepada pengelola Saphir Square. Sebab, sejak pelaksanaan pembanguan mal ini banyak persoalan yang telah terjadi dan merugikan warga masyarakat. (sam) Post Date : 05 Januari 2006 |