|
CIMAHI, (PR).-Kalangan militer di Kota Cimahi protes terhadap pengelolaan Pasar Antri Baru Cimahi yang dinilai tidak profesional sehingga lingkungan kesehatan kompleks militer di sekitar Sriwijaya Cimahi menjadi kurang sehat. Mereka meminta, PT Bumi Kencana Indah (BKI) meningkatkan profesionalitasnya dalam mengelola pasar yang dibangun di atas tanah milik TNI. "Dengan kehadiran pasar di situ, lingkungan para pendidik dan pejabat pemerintah yang tinggal di sana sudah tidak sehat lagi. Apa mereka harus pindah?" ujar Dandim 0609 Kab. Bandung, Letkol Kav. Ahmad Saefudin kepada "PR" di Makodim Cimahi, Selasa (28/3). Hal itu dikatakan Ahmad menyikapi keluhan dari masyarakat di sekitar KPAD Sriwijaya Cimahi yang mengeluhkan pencemaran lingkungan dari limbah pasar. Padahal, pembangunan pasar di lahan milik TNI itu diharapkan menjadi solusi bagi Kota Cimahi. Meskipun pada akhirnya, sarana latihan pendidikan militer di Kota Cimahi menjadi berkurang. Untuk itu, katanya, PT BKI dituntut meningkatkan profesionalitasnya dalam mengelola pasar. "Jadikan pasar itu sebagai sebuah solusi, jangan jadi erosi." Dimaklumi Dandim, pencemaran itu pun terjadi didukung pula dengan adanya tumpukan sampah di sekitar pasar yang sampai saat ini belum tertanggulangi. Mengingat, pascalongsor Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Leuwigajah, Pemkot Cimahi masih belum mendapat TPA baru sehingga sampah-sampah di Kota Cimahi masih bertumpuk di sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS). Pemkot Cimahi diharapkan bisa segera mendapat TPA baru sehingga permasalahan sampah di Kota Cimahi bisa segera ditanggulangi. Namun, selama upaya tersebut berjalan, tentunya masyarakat di Kota Cimahi, termasuk pedagang pasar agar tidak membuang sampah sembarangan. Bahkan, mereka hendaknya memilah sampah organik dan nonorganik, termasuk membantu membuat kompos. "Jadi, harus posisikan diri masing-masing," pintanya. Ketika disinggung tentang munculnya rumor bahwa aset pasar akan diminta kembali oleh TNI, hal itu dibantah Dandim. "Ah, rumor sih boleh-boleh saja. Silakan tanya ke panglima saja. Tapi yang saya tahu, ada yang hilang di sana. Kebetulan kan, tempat itu semula dijadikan lahan pendidikan militer. Karena itu, kita sama-sama mencari solusi untuk mencari tempat penggantinya," tutur Dandim. Rumor itu pun dibantah keras oleh Penanggung Jawab PT BKI, Elba D. Gayo ketika dihubungi "PR" semalam melalui telefon. "Ah, nggak benar itu. Sama sekali nggak ada rencana itu. Yang saya dengar, memang panglima katanya sempat datang meninjau lokasi pasar. Itu pun setelah melakukan kunjungan ke suatu tempat," ujarnya. Menyinggung pencemaran lingkungan di sekitar pasar, hal itu diakui Elba. Hal itu pun terjadi akibat limbah dari tempat pemotongan ayam yang baunya mencemari lingkungan di sekitarnya. Namun, dalam waktu dekat pihaknya akan membangun tempat pembuangan limbah tersebut.(A-136)*** Post Date : 29 Maret 2005 |