|
PANGKALAN BALAI – Tim Dinas Koperasi Perdagangan dan Industri, Dinas Kesehatan, serta Polres Banyuasin menemukan lima usaha air minum isi ulang yang menggunakan peralatan tak steril dalam sidak, kemarin. Kelima unit usaha tersebut terletak di Desa Suka Damai,Kecamatan Tanjung Lago. Bahkan dalam inspeksi mendadak tersebut ditemukan di antaranya sudah berjamur dan berlumut yang melekat di peralatan. Kabid Perdagangan Koperindag Erwan mengatakan, sidak dilakukan guna mengawasi sejumlah barang-barang yang diperdagangkan di masyarakat termasuk standar kesehatan sarana penjualannya. Pada lima unit domain ditemukan ketidakstandaran peralatan, di antaranya keran air yang menjadi media mengalirkan air dari penampungan ke galon hanya menggunakan selang, selayaknya disalurkan dengan peralatan yang tertutup (hampaudara).Lalu,padagalon yang berasal dari konsumen juga ditemukan sudah berlumut. “ Kita temukan di usaha pengisian air minum di lima toko ternyata ada yang digabung dengan tabung gas elpiji, padahal tidak boleh. Namun,yang janggal malah ada beberapa galon yang berjamur dan tidak layak lagi untuk dipergunakan,”ungkap Erwan. Dia menjelaskan, jika pengontrolan akan usaha air bersih menjadi wewenang dari Dinkes.Kepala Dinkes Banyuasin Ayuhana Awam menuturkan, jika usaha air minum isi ulang atau damiu yang terdapat di Banyuasin berjumlah 78 unit dengan pengontrolan yang lemah. Hal ini lebih disebabkan masih minimnya peralatan guna melakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi kesehatan kadar air yang diperjualbelikan tersebut. Dinkes mengaku hingga saat ini belum memiliki peralatan yang bisa menguji kadar bakteriologi sehingga mengharuskan pihak Dinkes melakukan pengujian ke Balai Teknis Kesehatan Lingkungan (BTKL) Provinsi Sumsel di Palembang.“Meskipun begitu, Dinkes berupaya melakukan pemeriksaan rutin selama tiga bulan sekali langsung ke damiu-damiu yang terjangkau,” kata dia. Sementara diakui Ayuhana, guna melakukan pemeriksaan langsung ke sumber mata air belum dilakukan. “Dinkes belum memiliki pengujian karena belum memiliki alat,” kata Ayuhana. Ditambahkan Kabid PL dan Promkes Dinkes Banyuasin Syafaruddin, jika bakteri yang ada di usaha air minum lebih disebabkan perlakuan akan media air tersebut, misalnya jarang dibersihkan dan terbuka (kontak dengan udara). “Bakteri itu muncul misalnya dari penjamah, galon serta perlakuan pada saat pengisian ke galon, artinya sistem yang dilakukan menjadi pemicu timbulnya bakteri.Untuk menjaga kesterilan tabung pengisian harus dilakukan recycle terhadap penampungan,” ujar Syafaruddin. Dia juga mengungkapkan, jika penemuan kasus serupa juga pernah terjadidiKelurahanSukajadi, Talang Kelapa. tazmalinda Post Date : 27 Februari 2012 |