|
TANGERANG -- Pengambilan air bawah tanah secara terus-menerus oleh pelaku industri tanpa pengawasan akan menyebabkan Tangerang krisis air. "Lima tahun ke depan masyarakat Tangerang akan kesulitan mendapatkan air bersih," ujar Wali Kota Tangerang Wahidin Halim kemarin. Dia menyatakan pengawasan yang minim membuat pengambilan air bersih itu tidak terkontrol lagi. "Bahkan air sumur di Tangerang saat ini sudah terkontaminasi zat besi," katanya. Untuk mengantisipasi krisis air tersebut, pemerintah daerah akan membangun sumur-sumur yang merupakan sumber air bersih. "Ini mendesak dilakukan," kata Wahidin. Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Tangerang Asmuni Ilyas mengatakan pembangunan sumur air bersih memiliki kemampuan menghasilkan air 300 liter per detik. Sumur itu akan dibangun sejumlah lima buah, yang terdiri atas satu unit di Kecamatan Benda, Karawaci, dan Jatiuwung serta dua unit di Kecamatan Larangan. Lokasi pembuatan sumur air bersih warga ditentukan atas pertimbangan: daerah yang padat penduduk, kawasan industri, kawasan kontrakan, dan wilayah yang krisis air bersih. Misalnya, kata Ilyas, di Kecamatan Benda, warga mengalami kesulitan air bersih untuk dikonsumsi karena airnya mengandung garam laut dan zat besi. Adapun warga di Kecamatan Jatiuwung kekurangan air bersih karena beberapa industri mengambil air bawah tanah secara berlebihan. Wahidin menyatakan sumur yang disebut juga terminal air itu nantinya akan diperbanyak di 13 kecamatan di Kota Tangerang. Setiap terminal air ini diperuntukkan bagi 1.000 keluarga. "Akan kami tambah pembuatan terminal air pada 2008 ini lebih banyak lagi," ujarnya. Untuk 2008, kata Ilyas, pemerintah kota akan membangun 10 terminal air bersih dengan anggaran Rp 230 juta per unit. Pengelolaan sumur air bersih tersebut akan diserahkan kepada masyarakat untuk diberdayakan dengan membentuk paguyuban di bawah pengawasan kelurahan. JONIANSYAH | AYU CIPTA Post Date : 26 Februari 2008 |