|
WARGA Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, yang belum mendapat air dari PDAM, tidak akan lagi kebingungan memperoleh air bersih. Sebab, dua unit sumur artetis besar dan tiga kecil akhir bulan ini dibangun di wilayah tersebut. Dua unit artetis besar dibangun di RT 5 dan RT 2 (keduanya terletak di RW 1). Dua artetis kecil di RT 3 RW 2, sedangkan satu lagi di RT 4 RW 3. Ketua Kelompok Masyarakat Muarareja, Kastari mengatakan, pembangunan kelima sumur dibiayai proyek Program Kompensasi Subsidi BBM Infrastruktur Pedesaan (PKS BBMIP) dengan nilai Rp 250 juta. Saat ini pekerjaan pembuatan sumur telah mencapai tahap akhir. "Kami ngebut, hari libur dan minggu tetap kerja," kata dia kepada rombongan Wali Kota Adi Winarso yang mengunjungi lokasi. Dia memperlihatkan kegiatan pembuatan di RT 5 RW 1. Di lokasi yang berdekatan dengan tambak warga itu sudah tertanam sebuah pipa paralon berdiameter 20 cm sedalam 100 meter. Dari pipa tersebut akan keluar air bersih 150 liter/menit. Air dialirkan melalui pipa masuk sebuah bak berkapasitas 8.000 liter, yang terletak sekitar 100 meter dari titik sumur. Dari bak setinggi empat meter itu keluar pipa yang mengalirkan air ke 60 rumah di lingkungan terdekat. 270 Rumah Dia memperkirakan kelima sumur artetis bakal mengatasi kebutuhan air bersih sekitar 270 rumah. Diperinci ada 90 rumah yang mendapat aliran air dari sumur artetis di RT 2 RW 1. Di RT 4 RW 3 ada 50 rumah, sedangkan dua artesis di RT 3 RW 2 masing-masing untuk 35 rumah. Yang terakhir di RT 5 RW 1 terdapat 60 rumah yang teraliri air. "Ini kemajuan luar biasa, karena selama ini warga berebut air dari penjual kelilingan," tuturnya. Untuk menutup biaya operasional, seluruh warga yang terlibat telah sepakat membayar iuran bulanan Rp 10.000. Iuran itu digunakan untuk membayar listrik dan sisanya untuk perbaikan jika ada pipa rusak. Ketua RT 5 RW 1, Untung menyatakan sudah puluhan tahun warganya ngangsu air dari bak, sebagian lagi mendapatkan dari penjual kelilingan yang lewat di depan rumah. Dalam sebulan warga harus mengeluarkan biaya rata-rata Rp 50.000 untuk kebutuhan air. Dia menambahkan, sudah lama warga Muarareja tidak menggunakan air sumur. Sebab, air yang keluar dari sumber bawah tanah telah bercampur air laut. "Kalaupun dipakai paling untuk mencuci." Wali Kota Adi Winarso berharap sumur bisa membantu mengatasi keluhan warga Muarareja soal air bersih. Dia mengakui, kemampuan PDAM belum menjangkau seluruh wilayah, tetapi mendatang Pemkot akan mendorong memperluas jaringan. Kepala DPU Ir M Wahyudi menambahkan, program PKS BBMIP di Kota Tegal tahun ini diberikan kepada 10 kelurahan. Antara lain Kelurahan Krandon, Muarareja, Pekauman, Mangkukusuman, Kalinyamat Wetan, Pesurungan Lor, Tunon, Debong Kulon, Debong Kidul, dan Kelurahan Keturen. Setiap kelurahan memperoleh Rp 250 juta untuk pembangunan bidang air bersih, jembatan, dan irigasi.(Suwandono-19s) Post Date : 17 Desember 2005 |