WATAMPONE(SINDO) – Lima kecamatan di Kabupaten Bone diterjang banjir akibat hujan deras yang terjadi selama lima jam kemarin.Kelima kecamatan yang terendam banjir,yakni Dua Boccoe,Ajangale,Cenrana, Tanete RiattangTimur,danTanete Riattang.
Akibatnya,puluhan hektare sawah dan ratusan rumah terendam banjir. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut dan kerugian materiil belum bisa ditaksir. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Ajangale dengan ketinggian air mencapai satu meter. Beruntung sebagian besar rumah warga berbentuk rumah panggung sehingga ketinggian air hanya mencapai lantai rumah. Camat Ajangale A Amri menyebutkan, wilayahnya memang rawan banjir. Meskipun di Ajangale tidak turun hujan, bisa saja diterjang banjir akibat luapan air kiriman Kabupaten Sidrap,Wajo, ataupun Soppeng.
“Kami sudah mengingatkan warga tetap berhati-hati, tapi jika banjir bertambah tinggi,akan diungsikan. Salah satu tempat yang kami sediakan adalah di puskesmas, yang letaknya lebih tinggi,” ungkap dia kepada SINDO,saat meninjau korban banjir. Dalam kesempatan itu,dia juga meminta warga berhati-hati menjaga ternaknya agar tidak kehilangan ataupun diterjang banjir. KecamatanbagianutaraBoneitu sempat diterjang banjir sekitar lima bulan.Banjir juga sempat memutuskan akses jalan poros Bone-Wajo. Menurut Nani, salah seorang warga Desa Welado, Kecamatan Dua Boccoe, banjir yang melanda desanya terjadi tiba-tiba dan tidak diprediksi sebelumnya.
“Kami tidak menyangka akan terjadi banjir, sebab hujan juga tidak lama,tahunya pas bangun pagi, bagian bawah rumah (panggung) sudah terendam banjir,” ungkap dia saat ditemui di kediamannya. Hujan terjadi sekitar pukul 02.10 Wita hingga pagi kemarin, dan biasanya banjir baru akan terjadi jika hujan turun hingga malam hari. Dia dan beberapa keluarga lainnya akan mengungsi jika banjir tak surut atau hujan deras kembali terjadi. Pengamatan SINDO di lokasi banjir, beberapa warga tampak menggunakan luapan Sungai Walanae yang membatasi Kabupaten Bone dan Wajo untuk mencuci pakaian.Pasalnya, sebagian besar sumur yang diandalkan warga sebagai sumber air bersih, juga terendam banjir.
Arus lalu lintas di jalan poros itu juga sempat terganggu karena air menutupi sebagian badan jalan. Akibat banjir kegiatan belajarmengajarsalahsatusekolahdasardi Kecamatan Dua Boccoe terpaksa dipindahkan ke masjid setempat karena ketinggian air mencapai paha orang dewasa.“Kalau dipaksakan belajar juga tidak mungkin karena di sini ada anak-anak kecil,” tandas salah seorang guru,Marlina, saat dihubungi kemarin. (rahmi djafar)
Post Date : 05 November 2010
|