Kediri, Kompas - Sedikitnya lima kecamatan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kebanjiran. Tidak hanya rumah warga terendam, ratusan hektar lahan pertanian yang ditanami padi, jagung, dan tebu terendam.
Lima kecamatan itu meliputi Kecamatan Gampengrejo, Kras, Banyakan, Kandat, dan Ringinrejo. Sedikitnya 942 rumah yang dihuni sekitar 3.000 penduduk terendam air.
Banjir melanda lima desa di Kecamatan Kras, yaitu Desa Bleber, Rejomulyo, Karangtalun, Mojosari, dan Pales. Banjir juga menggenangi Desa Jemekan, Kecamatan Ringinrejo; Desa Jabon, Kecamatan Banyakan; dan Desa Kandat, Kecamatan Kandat. Di Kecamatan Gampengrejo, Desa Wonocatur, Plosorejo, Kepuhrejo, Turus, dan Sambiresik juga terendam.
Pelaksana Tugas Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Kediri Edhi Purwanto mengatakan, ada 265 rumah terendam air setinggi 0,5-1 meter.
”Penyebab banjir adalah jebolnya tanggul Sungai Termas dan Sungai Sukorejo yang merupakan daerah aliran lahar dingin Gunung Kelud. Luapannya meluber ke permukiman warga,” kata Edhi.
Ada dua titik tanggul jebol, sepanjang 100 meter dan 60 meter. Sedikitnya 320 hektar lahan pertanian terendam.
Bertahan
Sementara itu, sebanyak 14 rumah warga di Dusun Krajan I, Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, tergenang air sejak lima hari terakhir. Belum ada tanda genangan akan surut dan mengering.
Sebanyak 48 orang mengungsi. Sebagian ditampung di tenda yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Malang. Sebagian lain mengungsi ke sanak saudara. Genangan diperkirakan sulit bisa surut karena saluran menuju sungai bawah tanah tersumbat oleh lumpur dan kayu.
”Kami masih menimbang, apakah warga direlokasi atau membuat saluran pematusan (drainase) genangan,” kata Wakil Bupati Malang Ahmad Subhan di Malang, Kamis (11/11).
Menurut Ahmad, banyak hal masih harus dikaji untuk membuat keputusan dan jalan keluar. Pihaknya mengupayakan agar warga bisa nyaman di tenda pengungsian yang berjarak beberapa ratus meter dari lokasi genangan. ”Tidak ada yang bisa menjamin genangan akan surut dalam waktu dekat,” katanya.
Air yang menggenang berasal dari luapan sungai-sungai bawah tanah di pegunungan kapur di selatan Malang. Bahkan, ruas jalan antarkecamatan, Kalipare- Donomulyo, ikut tergenang sepanjang 300 meter.
Menurut Ahmad, hasil kalkulasi dinas pengairan untuk mengeringkan genangan dibutuhkan saluran pematusan yang biaya pembuatannya mencapai Rp 1,5 miliar.
”Dana tersebut tidak bisa dicairkan dalam waktu dekat karena harus melalui prosedur penganggaran. Sementara kami memerlukan pemecahan masalah secepatnya menyangkut kelanjutan kehidupan warga yang kini terpaksa mengungsi di sejumlah tempat,” kata Ahmad. (INK/ODY)
Post Date : 12 November 2010
|