Lima Jembatan dan 15 Rumah Runtuh

Sumber:Kompas - 11 Juli 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Palu, Kompas - Hingga Kamis (10/7) malam, jalur darat antara Kota Palu dan Luwuk masih terputus, demikian pula jalur antara Kecamatan Toili dan Kecamatan Batui di Provinsi Sulawesi Tengah menyusul runtuh dan hanyutnya lima jembatan akibat terjangan banjir. Banjir juga mengakibatkan 15 rumah dan satu pasar di Desa Bente, Kecamatan Bungku Tengah, porak poranda akibat air pasang dan ombak besar.

Kelima jembatan yang runtuh terletak di Kecamatan Nuhon, Toili, dan Batui. Di Nuhon jembatan yang putus terdiri atas satu jembatan besar dan dua jembatan kecil. Dua jembatan lain yang runtuh berada di Kecamatan Toili dan Kecamatan Batui. Akibatnya, hubungan antardua kecamatan dan desa di sekitarnya pun terganggu.

Hingga kini, ketinggian air akibat hujan itu masih berkisar 0,5 hingga 2 meter. Warga di beberapa desa di Kecamatan Batui dan Toili terpaksa menggunakan perahu tradisional atau perahu karet sebagai alat transportasi akibat jalan dan jembatan yang putus.

”Dari Batui ke Toili tidak bisa ditembus dengan jalan kaki karena jembatan putus dan jalan rusak. Jadi, harus pakai perahu karet. Di Batui, satu jembatan putus, begitu juga di Toili. Sementara di Nuhon ada tiga jembatan, satu jembatan besar dan dua jembatan kecil. Akibat jembatan putus di Nuhon, transportasi Palu dan daerah-daerah lain yang menuju Luwuk putus. Pokoknya masih sulit ditembus,” kata Steven (33), warga Banggai.

Banjir di Banggai terjadi akibat luapan Sungai Toili, Batui, Tobelombang, dan beberapa sungai lainnya. Luapan air kian parah karena pada saat yang sama air pasang laut juga terjadi, seperti di Kabupaten Morowali.

”Warga terpaksa diungsikan ke balai desa setempat. Sebagian mengungsi ke rumah keluarga,” kata Mikael Sorisi, Kepala Seksi Pemberitaan, Infokom, Kabupaten Morowali. (REN)



Post Date : 11 Juli 2008