|
SIDOARJO - Sekitar 60 rumah di lima desa di Kecamatan Jabon terendam banjir. Air berasal dari guyuran hujan, luapan sungai, dan pasang air laut. Aktivitas warga dan anak-anak sekolah pun terganggu. Ratusan hektare lahan pertanian pun terancam gagal tanam. Puluhan rumah warga yang terendam banjir itu berada di wilayah Desa Kupang, Semambung, Tambak Kalisogo, Kedungpandan, dan Kedungrejo. "Paling parah jam 11 malam (pukul 23.00, red) waktu air laut pasang," kata Kades Kedungpandan Suparman saat menemui Bupati Win Hendrarso, Dandim 0816 Letkol (Infanteri) Widodo, dan Kadin Pengairan Kamdani yang meninjau ke lokasi banjir kemarin. Tinggi air mencapai 70 cm pada Senin malam dan baru mulai surut beberapa hari kemudian. Hingga kemarin, rumah-rumah warga masih terendam, terutama di kawasan Kedungpandan. Ada rumah dari bambu tampak sudah condong hendak roboh. Aktivitas belajar-mengajar di SDN Kedungpandan juga terhambat karena air masuk ke halaman sekolah. Di Desa Kupang dan Semambung, air lebih cepat surut. Kondisi ini berbeda dari tahun sebelumnya setelah Dinas Pengairan membuat sudetan untuk mempercepat air surut di dua desa tersebut. Kusumah, salah seorang warga, mengaku banjir tetap melanda desanya meski curah hujan tidak tinggi. Kalau air laut pasang dan Kedunglarangan di wilayah Bangil meluap, pasti terjadi banjir. Tiga hari kemarin air laut selalu pasang. Karena seringnya banjir itu, warga kemudian malas sering mengungsikan barang-barang. Warga juga mencemaskan ratusan hektare sawah yang terancam gagal tanam karena mereka baru menebar benih di sawah. Kepala Dinas Pengairan Kamdani mengatakan, banjir yang menimpa warga desa tersebut setiap tahun terjadi. Lokasi Desa Kedungpandan berada di dekat laut. Begitu air laut pasang, desa itu selalu banjir. Pasang air laut di wilayah timur Sidoarjo mencapai 150 cm, cukup tinggi. "Kalau air laut sudah surut, banjir juga cepat surut," kata Kamdani. Bupati Win Hendrarso meminta para kepala desa setempat supaya menginventarisasi warganya yang terkena banjir. Pemkab Sidoarjo akan memberikan bantuan sembako, obat-obatan, maupun sak pasir. Termasuk, untuk anak-anak sekolah. "Silakan didata apa kebutuhan warga," kata Win. (roz) Post Date : 05 Januari 2006 |