JEPARA-Lima desa dari dua kecamatan di Jepara dilanda banjir, Minggu (6/2). Dua desa dari Kecamatan Nalumsari adalah Ndorang dan Pringtulis, sedangkan tiga desa dari Kecamatan Mayong meliputi Pelang, Mayong Lor, dan Mayong Kidul.
Akibatnya puluhan hektare tanaman padi terendam banjir. Berdasarkan pantauan lapangan, sedikitnya 50 hektare tanaman padi terendam banjir. Selain itu, kolam ikan seluas 3.500 meter persegi di Desa Pelang juga terkena imbas.
Selain area persaawahan dan kolam ikan, imbas banjir juga mengenai usaha mebel yang berada di pinggir jalan raya Jepara-Kudus daerah Pelang dan Sengonbugel. Namun, kerusakan yang terjadi tidak terlalu parah. Mashadi, salah seorang pemiliki mebel sofa mengaku, tidak ada kerugian berarti. "Hanya barang-barang menjadi kotor saja dan kami sekarang sedang bersih-bersih. Tidak ada barang-barang yang hilang sehingga bisa dikatakan tidak ada kerugian," tuturnya.
Sedangkan Karno, petani Desa Pelang mengaku, khawatir dengan kondisi tanaman padinya. Tanaman padi seluas 3,5 hektare milik Karno terancam rusak karena terendam total. "Saya merawat tanaman ini bertiga dengan menyewa lahan. Biasanya dengan luas 3,5 hektare bisa panen sekitar empat sampai lima ton. Kalau sudah terkena banjir seperti ini, hilang satu ton, saya sudah rugi sekitar Rp, 2,5 juta," katanya.
"Mudah-mudahan air segera surut, sehingga tidak sampai mengganggu proses penanaman padi ini. Apalagi, waktu tanam yang sudah saya lakukan sudah sekitar dua bulan dan pada Maret kemungkinan bisa dipanen. Sayang kalau kemudian tidak bisa panen," imbuh Karno.
Dataran Rendah Sedangkan M Zaidi, pengelola kolam ikan mengatakan, waktu kejadian pukul 05.00. Sebelum terjadi banjir, hujan deras mulai turun pukul 03.00. "Sedangkan air mulai surut sekitar pukul 08.30. Hujan memang hanya sebentar tetapi debit airnya cukup tinggi. Selain itu, di sini adalah dataran rendah, ditambah ada kiriman air juga yang kemudian tidak bisa ditampung di sungai, sehingga masuk ke area sawah dan kolam ikan," urainya.
Zaidi menambahkan, pihaknya tidak berharap banyak dari bantuan pemerintah. Apalagi kerugian yang dialaminya cukup banyak. Sekitar Rp 25 juta. "Itu baru hitungan sementara. Kami akan mencoba mendata lebih detail lagi karena ada juga peralatan elektronik di rumah makan yang ikut terkena banjir. Kami hanya berharap banjir ini bisa diantisipasi pemerintah agar tidak terulang terus," jelasnya.
Menurut dia, banjir diakibatkan kondisi aliran sungai yang melewati desanya dari daerah atas sekitar Bate menuju Welahan dan tidak kuat menampung air. ’’Akibatnya, ketika debit air terlalu banyak pasti akan masuk ke area sawah warga bahkan kalau lebih besar lagi bisa ke rumah warga," imbuhnya.
Karena itu dia berharap, upaya pengerukan bisa dilakukan dengan maksimal. Menurutnya, pengerukan yang sudah dilakukan pada 2010 masih belum menyeluruh. (fen-42)
Post Date : 07 Februari 2011
|