|
[NGANJUK] Ratusan rumah di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (Jatim), terendam air setelah Sungai Widas, anak Sungai Brantas, kembali meluap. Sampai Minggu (30/3) petang, tinggi genangan di rumah penduduk mencapai 30-40 sentimeter, sedangkan di jalan desa mencapai satu meter. Banjir menggenangi ratusan hektare sawah yang ditanami padi siap panen. Warga tidak sempat melakukan panen dini, karena banjir datang dengan cepat merendam lahan pertanian, jalan desa, dan rumah warga. Lima desa yang terendam, dua di antaranya Ngrami dan Bagorwetan di Kecamatan Sukomoro. Tiga desa, yakni Sumberjo, Nglinggo, dan Majesto di Kecamatan Kota. Sungai Widas meluap, karena tidak mampu menampung air hujan tinggi yang mengguyur Nganjuk mulai Sabtu sampai Ming- gu (30/3). Meskipun rumah warga terendam, tetapi sebagian besar penduduk memilih tetap bertahan, karena takut rumahnya dijarah. Dalam tiga bulan terakhir, Sungai Widas meluap sampai menggenangi desa di daerah aliran sungai (DAS) ini. Warga berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk, segera mengeruk sungai karena sudah dangkal. Plengsengan di kanan kiri sungai juga banyak yang rusak. Pemkab Nganjuk, dikatakan Sumarto, warga Mjesto, diharapkan segera mengirim bantuan pangan dan obat-obatan. Meskipun air akan surut dalam waktu satu sampai dua hari ini, tetapi warga tetap tidak bisa menjalankan aktivitas sehari- hari, karena harus membersihkan rumah dan memperbaiki jalan desa yang rusak. Akibat hujan lebat, ratusan rumah di Dusun Sugihan, Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, dan Dusun Betek, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, direndam banjir, Sabtu (29/3) dan Minggu (30/3) petang. Banjir disebabkan beberapa aliran anak Bengawan Solo di kawasan itu meluap. Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau, Abbas Djamil, sangat menyayangkan sikap perusahaan multi nasional Chepron Pacific Indonesia yang kurang peduli terhadap musibah banjir yang terjadi di Pekanbaru dan sekitarnya. [080/070/MUL/106/148] Post Date : 31 Maret 2008 |