LESTARIKAN SUMBER DAYA AIR DI MAGELANG; Diterapkan Sistem Keseimbangan

Sumber:Kedaulatan Rakyat - 06 Februari 2006
Kategori:Air Minum
MUNGKID (KR) - Sistem keseimbangan dalam pengelolaan sumber daya air diterapkan PDAM Kabupaten Magelang, yakni keseimbangan antara pemanfaatan, kelestarian daerah tangkapan hujan dan pengendalian kualitas. Dalam rangka pelestarian tersebut, sejak 2004 realisasinya sudah dialokasikan dana konservasi ke Pemkab Magelang Rp 590 juta diluar keuntungan dengan debit air sekitar 400 liter/detik, tahun 2005 naik menjadi Rp 751 juta dan 2006 ini direncanakan sekitar Rp 1 miliar.

Ini kepedulian PDAM dalam rangka ikut melestarikan sumber daya air, kata Ir H Joni Supardi MT, Direktur Utama PDAM Kabupaten Magelang, kepada KR di rumahnya, Sabtu malam (4/2).

Dengan langkah kelestarian alam ini diharapkan, air di Kabupaten Magelang nantinya dapat diwariskan sampai anak-cucu nantinya. Pelaksanaan konservasi sendiri bukan tugas PDAM, tetapi meliputi semua pihak terkait. Tahun 2004-2005 juga sudah dibagikan bibit tanaman aren, mahoni dan cokelat untuk konservasi yang langsung diminta masyarakat, 2 tahun terakhir sudah dibagikan sekitar 20 ribu bibit.

Kalau rakyat sudah terbiasa menanam bibit, kelestarian alam dapat dibenahi. Kalau semua sudah sepakat untuk melaksanakan pemeliharaan di daerah tangkapan hujan, yang sekarang ini sering menjadi konflik kepentingan diharapkan dapat teratasi. Menurut Joni, menurunnya sumber daya air di wilayah Kabupaten Magelang sangat kompleks. Menurunnya sumber daya di Magelang ini akibat tataguna lahan yang berubah, katanya.

Solusi untuk konservasi ini harus ada konsep jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Jangka pendek, sudah diusulkan ke PU Pengairan agar dana konservasi, yang sudah disetor, dibuat pilot projek dengan membuat sumur resapan penampungan air hujan di daerah-daerah tangkapan. Bila dananya mencukupi, untuk tahun mendatang akan diusulkan untuk membuat embung-embung (semacam telaga kecil untuk menampung air hujan yang masuk ke lembah-lembah gunung). Jangka panjang, dapat dilakukan dengan reboisasi dan melibatkan banyak pihak.

Bila rencana pengiriman air bersih sebanyak 1.000 liter/detik ke Yogyakarta dapat terrealisasi, untuk konservasi kemungkinan akan lebih besar lagi. Demikian juga dari Kota Magelang. Bila dari Kota dan Kabupaten Magelang setor dana konservasi, kemudian pengiriman ke Yogyakarta terrealisasi, diperkirakan dana sekitar Rp 5 miliar/tahun dapat masuk. Kalau tiap tahun ada dana konservasi Rp 5 miliar, dan dipelihara benar-benar, jangka waktu 10 tahun sudah kelihatan hasilnya.

Sementara itu berkaitan dengan rencana kerja sama bidang air minum, Bupati Magelang Ir H Singgih Sanyoto mengirimkan surat ke Gubernur DIY. Dalam surat tersebut disebutkan Pemkab Magelang bersedia menyediakan air 1.000 liter/detik digunakan untuk mencukupi air minum DIY dengan standar mutu PDAM. Model pengelolaannya akan dibicarakan kemudian melalui kerja sama yang saling menguntungkan. (Tha)-s.

Post Date : 06 Februari 2006