|
Semarang, Kompas - Kekeringan makin meluas di Jawa Tengah. Hingga awal Oktober 2007 sudah 25 kabupaten dan kota yang meliputi lebih dari 200 kecamatan di Jateng kekurangan air bersih. Salah satu kabupaten yang memasuki puncak kekeringan pada awal Oktober ini adalah Blora. Menurut Wakil Bupati Blora RM Yudi Sancoyo, Sabtu (6/10), wilayahnya yang mengalami kekeringan lebih dari 15 kecamatan atau ratusan desa. "Meski demikian, kami masih berharap pemudik tidak khawatir pulang ke kampung. Semampunya, pemkab berusaha membantu droping air untuk penduduk di desa yang sangat membutuhkan bantuan air. Tiap desa dibantu dua mobil tangki per hari, masing-masing berkapasitas 5.000 liter," katanya. Yudi mengakui, persoalan kekurangan air tiap musim kemarau ini masih belum terpecahkan bagi daerah yang dikenal penghasil sumber minyak di Jawa tersebut. Meski dilanda kekeringan parah, pihaknya masih yakin bahwa penduduk bisa menerima kondisi ini dan sampai saat ini belum ada laporan warga yang kekurangan bahan pangan. Kepala Bidang Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Badan Informasi, Komunikasi dan Kehumasan Provinsi Jateng Agus Utomo mengemukakan, dari 25 kabupaten dan kota mengalami krisis air bersih itu, yang paling parah di Kabupaten Blora, Pati, Rembang, Grobogan, Sragen, Purbalingga, dan Cilacap. Kekeringan di Rembang melanda 12 kecamatan, Cilacap 12 kecamatan, dan Demak 10 kecamatan. Diperkirakan lebih dari 350.000 keluarga kini kekurangan air bersih dan hanya bisa berharap kiriman air dari pemerintah daerah. Kekeringan juga menyebabkan lebih dari 125.000 hektar lahan pertanian kering dan sekitar 5.000 hektar di antaranya puso. (WHO) Post Date : 07 Oktober 2007 |