|
PANGKALPINANG Saat ini lebih dari 50 persen warga Babel masih buang air besar sembarang dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat dalam berprilaku hidup sehat. Demikian diungkapkan Direktorat Penyehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Iwan Nefawan usai diklat peningkatan mutu dan sanitasi melalui strategi community lid total sanitation (CLTS) kepada Bangka Pos Group di Edotell SMK 3 Pangkalpinang, Sabtu (22/4). Kita mendapat informasi masih kurang dari 50 persen warga di sini yang buang air pada tempatnya yang benar, jadi masih banyak yang buang air sembarangan, ungkap Iwan. Menurut Iwan selain memang tidak punya wc (Water Closed) karena tidak mampu membuat juga disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dan kebiasaan lama yang tidak bisa ditinggalkan. Disediakan WC umum namun tidak digunakan. Warga tidak mengetahui akibat yang besar dan berbahaya akibat perilaku tersebut. Untuk itu kita ingin menyadarkan warga arti penting dari segi kesehatannya, sosialnya dan juga agamanya, ujar Iwan. Kurang kesadaran masyarakat menyebabkan banyak proyek sanitasi yang dibuat menjadi mubazir karena warga tidak mau menggunakan. Jadi kita ingin rubah kebiasaan tersebut, apalagi yang tidak mau susah itu. Kita ingin tawarkan apa yang ada di sekitar mereka dengan yang sederhana meski itu hanya lubang biasa dengan peralatan yang sederhana. Terkadang ada yang dibangun pemerintah karena terlalu bagus mereka tidak mau gunakan. Maka wc itu bersih ada dua kemungkinan karena tidak digunakan atau karena rajin dibersihkan, papar Iwan. Lebih lanjut Iwan menuturkan jika pembuangan pada sungai itu akibat yang timbulkan sangat bahaya apalagi jika air digunakan di sana untuk minum, mandi dan juga buang air besar. Bila ada penyakit menular di sana maka dampaknya begitu cepat dirasakan seperti polio, diare dan cacingan. Maka kita memberi gambaran jika buang air besar sembarangan maka keluarga kita, tetangga terganggu kesehatannya, membuat mereka jijik dengan apa yang diproduksi. Jadi di sini pemahaman dan merubah kebiasaan yang lebih ditekankan, ujar Iwan. Plt kepala dinas kesehatan pemprov Babel Farida Bey Msc kepada Bangka Pos Group menuturkan memang masih ada masyarakat Babel yang buang hajat di tempat-tempat umum seperti di jamban, sungai-sungai. Ada unsur lebih nyaman dapat berkomunikasi dengan ngobrol dan berprilaku seperti inilah yang ingin dirubah. Kita bicara fakta di desa-desa itu memang banyak seperti pemandian umum di sekitar jalan. Kebiasaan pada masyarakat seperti buang hajat sembarangan bahkan langsung cemplung ke sungai itu memang masih ada. Bukan karena tidak mampu buat jamban namun karena tidak perlu, serta kesadaran untuk menggunakannya masih kurang, kata Farida. (h7) Post Date : 24 April 2006 |