Layanan Air Bersih Dijanjikan Diperbaiki

Sumber:Jurnal Nasional - 08 November 2010
Kategori:Air Minum

OPERATOR penyaluran air bersih di Jakarta berjanji terus memperbaiki pelayanan bagi pelanggan. Intinya, berbagai upaya akan dilakukan untuk mengatasi krisis air bersih yang mengancam Jakarta.

Hal itu disampaikan oleh Corporate Communications Head PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Meyritha Maryanie dan Corporate Secretary PT Aetra Air Jakarta Yosua L Tobing kepada Jurnal Nasional, Sabtu (6/11). Meyritha mengakui, krisis air bersih betul-betul mengancam Jakarta. Penyebabnya, air baku dan air curah olahan yang diterima operator, yang 95 persennya diperoleh dari luar Jakarta, sangat terbatas. Itu pun, kualitas dan debitnya makin buruk.

Lebih parah lagi, saat operator tak mampu meningkatkan produksi air bersih, jumlah pelanggan meningkat 100 persen. Dari 200.000 pelanggan tahun 1998, menjadi 416.000 sekarang. "Meski begitu, sudah menjadi komitmen kami untuk terus memperbaiki pelayanan kepada pelanggan," kata Meyritha.

Palyja mengklaim, tingkat kepuasan pelanggan terus meningkat. Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga independen, per Desember 2009 mencapai 73 persen. "Sedangkan tingkat ketidakpuasan pelanggan sangat kecil dan terus menurun. Tahun 2007/2008, hanya empat persen. Tahun 2009, turun menjadi dua persen. Sedangkan per Desember 2009, tinggal satu persen," kata Meyritha.

Untuk menyiasati persoalan yang ada, Palyja melakukan beberapa langkah. Pertama, mengoptimalkan distribusi dengan sistem rezim wilayah. Ada wilayah yang penggunaan airnya besar hanya di siang hari. Maka, malam hari, persediaan airnya digunakan untuk wilayah lain. Kedua, menurunkan tingkat kehilangan air atau non-revenue water.

"Tahun 1998, angkanya menunjukkan hampir 60 persen. Tahun 2009, mampu kami turunkan menjadi 43,9 persen. Akhir tahun 2010 ini kami targetkan menjadi 43 persen. Dari hasil penurunan itu, kami distribusikan ke pelanggan," kata Meyritha.

Ketiga, menemukan kebocoran, baik kebocoran fisik terkait pipa maupun kebocoran komersial. Meyritha menjelaskan, tahun 1998, terdapat 4.000 kilometer pipa yang terpasang. Sekarang, sudah mencapai 5.200 kilometer. Sayangnya, 4.000 kilometer pipa lama, Palyja baru memperbaiki 850 kilometer.

"Artinya, 3.000 kilometer lainnya pipa tua dari zaman Belanda dan masa PAM Jaya. Untuk memperbaikinya, tentu perlu investasi besar. Untuk kebocoran fisik ini, kami perbaiki yang terlihat di lapangan. Untuk yang tak terlihat, kami menggunakan gas helium. Enam tim kami keliling Jakarta setiap hari," kata Meyritha.

Sedangkan untuk kebocoran komersial, Palyja telah mengganti ribuan meteran yang tak terbaca. Yang terbanyak, berupa sambungan dan penggunaan ilegal. "Hingga akhir September 2010, dalam kurun waktu sembilan bulan saja, lebih dari 2.000 sambungan yang kami putus karena praktik ilegal itu. Terhitung sejak 1998, sudah puluhan ribu yang kami putus," kata Meyritha.

Ia berharap, kondisi air baku yang berasal dari Taman Kota dapat diperbaiki seperti dulu agar bisa diolah lagi oleh operator. Jika dilakukan sejak sekarang, air baku Taman Kota bisa diolah lagi menjadi air bersih pada tahun 2011 atau 2012. "Tapi biayanya besar," katanya. Abdul Razak



Post Date : 08 November 2010