Layak Mendapat Anugerah Kota Sampah

Sumber:Koran Sindo - 14 Januari 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Lahirnya Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada 29 Oktober 2008 disambut antusias.Hadirnya daerah otonom baru diharapkan mampu membawa perubahan bagi warga yang saat itu selalu diabaikan oleh Pemkab Tangerang.

Namun, dua tahun berdiri justru banyak persoalan yang harus diselesaikan Pemerintah Kota Tangsel, terutama masalah sampah. Setiap menyusuri ruas-ruas jalan di Tangsel selalu ada pemandangan yang hampir sama.

Tumpukan sampah disertai bau menyengat selalu menjadi menu bagi siapa pun yang melintas. Untuk mendapatkan pemandangan itu tidaklah sulit. Cukup menggunakan motor menyusuri Jalan Djuanda (Ciputat Raya) tumpukan sampah di pembatas jalan langsung menyambut siapa pun yang lewat. Sampah memang dibungkus di dalam kantong plastik.Tapi karena tidak diangkut, sampah jadi menumpuk. Tak jauh dari sana, tepatnya di Jalan Aria Putra, depan Pasar Ciputat, tempat pembuangan sementara (TPS) tak lagi cukup menampung volume sampah yang terus berdatangan. Sementara, jadwal pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) tak pernah jelas.Bahkan,bulan lalu tumpukan sampah dibiarkan tak terangkut hingga seminggu dan meluber ke jalanan.

Akibatnya,Jalan Aria Putra yang menjadi jalur utama Ciputat–Jombang hanya bisa digunakan separuh dan menimbulkan kemacetan.Tak hanya itu,bau menyengat tercium hingga radius 1 kilometer. Pemandangan serupa terlihat di sekitar Pasar Cimanggis,Ciputat. Sampah menumpuk di bahu kiri dan kanan jalan.Tak ketinggalan,di sepanjang Jalan Ciputat-Parung, tumpukan sampah juga terlihat di bahu kiri dan kanan jalan. Tumpukan sampah juga mencolok di depan Pasar Serpong,Jalan Raya Serpong, tepatnya depan Serpong Plaza. Sepanjang kawasan itu, sampah disusun warga hingga menggunung. Begitu pun di Pasar Jombang, tumpukan sampah hampir tak terurus. Di jalan-jalan alternatif pun tumpukan sampah menjadi salah satu pemandangan bagi para pengendara.

Hafiz al-Azad, warga Ciputat Timur, mengeluhkan banyaknya sampah yang mengganggu pemandangan. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah ini selalu menutup hidung jika melintas di Pasar Ciputat. “Baunya menyengat, apalagi kalau pas lagi pengangkutan.Saya heran persoalan sampah tak kunjung diselesaikan,”kata Hafiz kemarin. Menurut dia,jika kondisi ini tak pernah diselesaikan,maka Tangsel sulit bersaing untuk memperoleh Adipura. Sebaliknya,Tangsel bisa mendapat predikat kota terjorok dan kota sampah. Pihaknya berharap, setelah wali kota definitif dilantik, masalah sampah harus diprioritaskan.

“Kalau seperti ini, wajar jika kemudian ada anggapan bahwa Tangsel Kota Sampah, karena memang sampahnya selalu menggunung,”sindirnya. (ahmad baidowi)



Post Date : 14 Januari 2011