Laut Pasang, Ngemplakrejo Banjir

Sumber:Indopos - 31 Juli 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PASURUAN - Banjir kembali melanda perkampungan warga pesisir di Kelurahan Ngemplakrejo, Kota Pasuruan. Musibah rutin ini terjadi setiap air laut pasang. Dalam sebulan bisa sampai dua kali.

"Sudah jadi nasib warga sini. Setiap air laut pasang, harus siap-siap berhadapan dengan banjir. Kejadiannya rutin. Tidak bisa dicegah karena di pinggir laut yang menghadap rumah kami tidak ada plengsengannya," kata Hasan, salah seorang warga RT 04, Kelurahan Ngemplakrejo.

Pemandangan memprihatinkan itu acapkali muncul sebulan sekali, saat air laut pasang. Yakni pada tanggal 1-4, dan 15-19 setiap bulannya. Praktis selama sembilan hari, warga diliputi kecemasan akibat banjir air laut pasang.

Perkampungan yang dilanda musibah banjir ini juga cukup luas. Ada sekitar 58 KK yang tinggal di desa tempat tersebut. Bila banjir sudah tiba, hampir seluruh halaman rumah warga digenangi air laut.

Ketinggian genangan air biasanya muncul secara bertahap. Pagi-pagi, ketika air laut baru pasang, mungkin air baru setinggi mata kaki. Tapi begitu siang hari, ketinggian bertambah. Bahkan pada sore hari, bisa mencapai setinggi lutut orang dewasa.

Warga sekitar sebenarnya sudah mengantisipasi musibah ini dengan menambah ketinggian rumah mereka. Namun, tetap saja aktivitas sehari-hari mereka terganggu. Ada ancaman kesehatan juga yang sering mereka alami. Mulai diare sampai penyakit kulit.

Yang lebih parah menimpa warga yang tidak mampu menambah ketinggian rumah, karena tidak punya biaya. Mereka terpaksa harus hidup di tengah genangan air, selama 4-5 hari, dan dua kali dalam sebulan.

Tidak hanya kawasan perkampungan yang terancam bahaya banjir air laut pasang. Tambak-tambak warga di pinggiran laut juga tidak luput dari genangan air. Bila sudah demikian, pemilik tambak dipastikan tidak akan bisa memanen hasil tambak mereka. Yang ada, kondisi tambak malah menjadi rusak.

Tidak tahan dengan banjir yang sudah dialami selama puluhan tahun itu, warga mengadu ke kantor Kelurahan setempat. Lurah Ngemplakrejo M. Nasir, mengaku hanya bisa menyampaikan keluhan itu ke Pemkot Pasuruan.

"Penyebab banjir di wilayah Utara Ngemplakrejo itu karena plengsengan laut terputus sepanjang 500 meter. Padahal di kawasan utara sekarang ini sudah banyak pemukiman warga. Selama tidak dibangun plengsengan, sepertinya mustahil melubernya air laut bisa dibendung," ungkap Nasir.

Saat itu juga, Lurah Ngemplak Nasir mengirim surat kepada Wali Kota Pasuruan. Isinya, meminta agar pembangunan plengsengan bisa direncanakan dalam waktu dekat.

Selain Lurah Nasir, salah seorang tokoh masyarakat Ngemplakrejo, Sawawi juga mendesak pemkot cepat mengatasi masalah tersebut. Dengan mengatasnamakan warga, dia menuntut pembangunan plengsengan bisa dimasukkan dalam program PAK tahun ini.

"Kasihan warga. Penderitaan mereka sudah cukup. Jangan ditambah lagi. Kalau sudah seperti ini kondisinya, berarti sifatnya sudah mendesak. Jadi tidak bisa ditunda lagi. Pak Wali harus segera bertindak demi rakyat," tegas Sawawi, yang juga mantan anggota DPRD ini. (via)



Post Date : 31 Juli 2007