|
[LAMONGAN] Sebanyak tujuh desa di Kecamatan Widang dan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (Jatim), sampai Sabtu (2/2) pagi masih terendam air setinggi 20-30 sentimeter (cm), menyusul jebolnya tanggul Bengawan Solo, Jumat (1/2). Air menggenangi ratusan hektare (ha) lahan pertanian dan tambak. Di Kecamatan Widang, banjir melanda Desa Tegalrejo, Tegalsari, Banjarejo, dan Simorejo. Sedangkan di Kecamatan Laren, menggenangi Desa Jabung, Gelap dan Dateng. "Kami tidak menyangka masih ada tanggul penahan banjir Bengawan Solo yang jebol. Air begitu cepat masuk rumah dan dalam waktu singkat merendam rumah kami," kata Umiyatun (50), warga Desa Simorejo, Kecamatan Widang, kepada SP, Sabtu (2/2) pagi. Merasakan rumahnya mulai kemasukan banjir kiriman, Umiyatun bersama sanak keluarganya segera lari menyelamatkan diri ke atas tanggul yang tidak jebol. Tanggul di bantaran Bengawan Solo rata-rata tingginya delapan meter. Sampai Sabtu pagi genangan air di rumah Umiyatun sudah surut, tetapi untuk lahan pertanian dan tambak, rata-rata masih terendam setinggi 30 - 40 cm. Tanggul Bengawan Solo di Desa Simorejo jebol selebar 15 meter. Akibatnya, air Bengawan Solo, mengalir cepat menggenangi sawah, tambak, dan rumah penduduk. Warga terus bergotong royong menyumbat tanggul tersebut menggunakan karung berisi pasir. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Arus lalu lintas Lamongan - Babat juga tidak terganggu, karena banjir melanda desa-desa yang agak jauh dari jalan raya. Sementara itu, banjir juga terjadi di Kabupaten Bojonegoro. Dua kelurahan yang menjadi langganan banjir, Kelurahan Ledok Kulon dan Ledok Wetan, Kecamatan Kota Bojonegoro, kembali tergenang dengan ketinggian air 40 - 50 cm. Pada banjir akhir 2007, kedua kelurahan ini tergenang dengan ketinggian air tiga meter. Warga Panik Banjir yang terjadi pada Jumat dini hari menyebabkan warga panik. Masyarakat setempat masih trauma, setelah banjir besar akhir Desember tahun lalu. Saat itu ketinggian air mencapai atap rumah, sedangkan arus air di Bengawan Solo sangat deras. Koordinator Badan Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Pemerintah Provinsi Jatim, Muljono mengatakan, banjir kiriman Bengawan Solo sudah lari ke hilir. Dam di Karang Nongko, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, menunjukkan ke batas normal. Karena itu jika di hulu Bengawan Solo mulai Solo dan Wonogiri, Jawa Tengah, curah hujan tidak tinggi, maka genangan air di berbagai tempat akan terus surut. Sementara itu, sebanyak 13 kecamatan dari 24 kecamatan di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) saat ini sudah siaga menghadapi banjir mengingat hujan deras sudah mulai turun hampir setiap hari sejak sepekan sebelum akhir Januari lalu. Selain itu genangan di sawah-sawah juga sudah mulai meluas. Kecamatan siaga banjir ini yakni Wanareja, Sidareja, Kedungreja, Patimuan, Gandrungmangu, Cipari, Binangun, Nusawungu, Adipala, Kroya, Maos , Cilacap Kota, dan Kampunglaut. "Tim Satlak Penangulangan Bencana dan Pengungsian (PBP) di kecamatan sampai ke tingkat desa sudah mulai siaga," kata Bupati Cilacap Probo Yulastoro, Sabtu (2/2) pagi. Peralatan evakuasi korban banjir berupa perahu karet dan tempat penampungan pengungsi sudah disiapkan. Begitu pula tenaga medis, obat-obatan, bahan pangan, dan dapur umum sewaktu-waktu bisa dibuka bila diperlukan. [WMO/BO/148/070/080] Post Date : 02 Februari 2008 |