Lamongan Dilanda Banjir

Sumber:Indo Pos - 27 Februari 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
LAMONGAN - Akibat hujan deras terus menggunyur, sebagian wilayah Lamongan dilanda banjir. Sedikitnya 3 kecamatan di kawasan Bengawan Jero yang wilayahnya mengalami banjir. Kejadian seperti itu hampir setiap tahun terjadi. Ketiga kecamatan tersebut yakni Karangbinangun, Deket, dan Turi.

Pantauan wartawan koran ini, banjir tersebut terjadi pada jalan poros kabupaten antara Deket-Karangbinangun. Sedikitnya sepanjang 2 km jalan poros tersebut terendam air hingga mencapai 75 cm. Permukaan Kali Blawi yang ada di samping jalan poros itu terlihat sama dengan permukaan jalan poros itu. Padahal jalan poros itu diajukan untuk ditingkatkan menjadi jalan propinsi. Begitu juga dengan jalan poros Turi-Kalitengah, pada beberapa ruas jalan tersebut juga terendam air yang cukup dalam..

Selain itu, sejumlah sekolah dan puskesmas juga terendam air. Sekolah dan puskesmas yang kebanjiran itu antara lain puskesmas pembantu Sidomulyo, SDN Sidomulyo 1 dan 2 semuanya di wilayah Kecamatan Deket. Tambak-tambak juga tenggelam, sehingga harus diberi waring (semacam jala) di sekelilingnya agar ikan-ikannya tidak hilang terbawa air.

Untuk rumah yang mengalami kebanjiran, paling parah terjadi di Dusun Pujud Desa Rowo Glagah kecamatan Karangbinangun. Di dusun itu hampir seluruh rumah penduduk tergenang air. Selain itu, akibat meluapnya sungai kruwul, sedikitnya 5 desa di Kecamatan Turi sebagian wilayahnya juga terendam air. Antara lain Desa Kemlagi, Kiringan, Putat, Gowa, dan Pudi.

Menurut Camat Deket, Imam Akyar, banjir tersebut mulai terjadi Jumat pekan lalu. Banjir tersebut diduga berasal dari luberan Kali Lamongan yang berada di Gresik. Wilayah deket berbatasan dengan Gresik. "Meski sekolah terendam, siswa di SDN Sidomulyo 1 dan 2 tetap masuk sekolah," ujarnya.

Sementara itu menurut tokoh masyarakat Karangbinangun, Agus Salim, banjir yang terjadi di jalan poros Deket-Karangbinangun tersebut setiap tahun pasti terjadi. Namun untuk tahun ini dinilai yang paling parah. Sebab sekitar 700 meter di ruas jalan itu dibangun dengan meninggikan jalan. "Karena ada jalan yang lebih tinggi, sehingga jalan yang lebih rendah menjadi terendam air. Itu berarti membangun tetapi menambah masalah baru. Kondisi itu akan semakin parah kalau hujan masih terus turun," tukasnya.

Akibat banjir itu, ujar mantan anggota DPRD tersebut, aktivitas ekonomi warga menjadi terganggu. "Memang banjir itu terjadi setiap tahun. Tetapi masak harus terjadi setiap tahun. Kalau memang masalah itu tidak segera ditangani pemerintah, berarti tidak ada kemajuan pembangunan yang langsung dirasakan masyarakat di daerah ini," tandasnya.(feb)

Post Date : 27 Februari 2006